KEHENDAK ALLAH oleh: Ev. Ronald A. H. Oroh, M.Div. Kehendak
Allah-1
Istilah kehendak Allah sepertinya menjadi istilah yang biasa dalam banyak
kepercayaan dan agama yang menyembah Allah. Segala sesuatu yang terjadi
biasanya dianggap sebagai kehendak Allah. Sehingga seharusnya sangat mudah dan
gampang waktu berbicara tentang kehendak Allah. Tetapi kenyataannya ternyata
terlalu jauh berbeda. Kehendak Allah terlalu sulit untuk dimengerti dan sering
kali penyimpangannya terlalu jauh dari yang seharusnya.
Banyak orang yang mengatakan melakukan kehendak Allah, tetapi justru terlihat
egois dan jauh dari kebenaran. Banyak orang yang ingin mengetahui kehendak
Allah, ternyata hanya ingin memastikan bahwa keinginan dan kehendaknya
dibenarkan oleh Allah.
Bagaimana seharusnya kita melihat, mengerti dan melakukan kehendak Allah?
Saya ingin membagikan pendapat dari beberapa theolog yang mengajarkan langkah2
dan metode untuk melihat kehendak Allah.
Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang
dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya,
supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.”
(Ul. 29:29)
Banyak orang melihat kehendak Allah sebagai sesuatu yang tersembunyi,
misterius dan bahkan ada yang menganggap sebagai sesuatu yang mustahil untuk
dimengerti. Sebagian orang mencarinya dengan begitu antusias dan waktu merasa
sudah mendapatkannya, menganggap dirinya sebagai seseorang yang lebih hebat dan
lebih baik dari orang lain.
Dalam Ulangan 29:29, kita bisa melihat bahwa ada dua jenis kehendak Allah.
Yang pertama, hal-hal yang tersembunyi yang hanya bagi Allah sendiri; sedangkan
yang kedua, hal-hal yang dinyatakan bagi manusia. Biasanya banyak orang hanya
melihat yang pertama dan ingin mendapatkan yang pertama. Padahal justru yang
dibutuhkan oleh manusia dan yang dibukakan kepada manusia justru yang kedua.
Sebenarnya manusia sering menyulitkan dirinya sendiri ketika hanya ingin
mengetahui yang tersembunyi dan tidak melihat yang sudah dibukakan. Padahal
untuk melihat yang sudah dibukakanpun ada kesulitan tersendiri.
Apa maksudnya kehendak Allah yang sudah dibukakan? Kehendak Allah yang sudah
dinyatakan di dalam Alkitab. Semuanya sudah dinyatakan, manusia hanya tinggal
membaca, mendengar, mengerti dan melakukannya. Jadi, melihat kehendak Allah
menjadi sesuatu yang mudah!?? Hanya tinggal membaca firman, merenungkannya,
lalu melakukannya. Gampang sekali!!? Meskipun tidak segampang yang kelihatan.
Karena mengerti dan melakukan firman ternyata sulit.
Dr. John Piper melihat ada dua macam kehendak Allah dalam pembahasannya
tentang Roma 12:1-2, God’s Will of Decree, or Sovereign Will dan God’s Will of
Command. Jenis yang pertama, tidak bisa dilawan, mau tidak mau pasti akan
dilakukan oleh siapa pun juga. Sementara jenis yang kedua, kehendak Allah yang
sering dilawan dan dilanggar oleh manusia.
Piper selanjutnya juga membagikan tiga langkah untuk melihat kehendak Allah
yang dinyatakan kepada manusia:
1. Otoritas tertinggi adalah Firman, pikiran dan hati kita
diubahkan melalui Firman.
2. Perubahan terjadi dengan mengaplikasikan kebenaran-kebenaran
Firman ke dalam situasi kita yang berbeda.
3. Meditasi Firman dan melakukan kebenaran yang sudah
dimeditasikan.
Metode lain dengan mengajukan beberapa pertanyaan diberikan oleh Sinclair B.
Ferguson:
1. Apakah boleh? (1Kor 6:12). Meskipun kita boleh melakukan segala
sesuatu dan sudah dibebaskan oleh Kristus, tetapi perlu mempertanyakan apakah
boleh di dalam anugerah dan kasih Tuhan..
2. Apakah berguna? (1Kor 6:12)
3. Apakah memperbudak diri? (1Kor 6:12)
4. Apakah Kristus tetap diper-Tuhan-kan?
5. Apakah menolong orang lain?
6. Apakah konsisten dan sesuai dengan contoh-contoh Alkitab?
Lain lagi pendapat dari J. Budziszewski yang membuat narasi untuk menjelaskan
tentang melihat kehendak Allah. Ia tidak terlalu menyetujui metode-metode yang
ada dan melihat bahwa manusia hanya perlu mengerti dan menyadari kehendak Allah
melalui tiga hukum:
1. Kebiasaan. Kebiasaan menunggu Tuhan, kebiasaan berdoa, beriman.
2. Meditasi, merenungkan kebenaran-kebenaran Firman.
3. Taat dan patuh melakukannya.
Terakhir, Dr. Bruce Waltke dalam bukunya Finding the Will of God, membagikan
enam program yang sudah Tuhan sediakan untuk menemukan kehendak Allah:
1. Baca Alkitab
2. Hati untuk Allah
3. Cari Nasehat yang bijaksana
4. Lihat pemeliharaan Allah
5. Apakah masuk akal?
6. Intervensi Ilahi.
God Guides us first through his Word, then through our heartfelt desires,
then the wise counsel of others, and then our circumstances. At that point we
must rely on our own sound judgment...God gave each of us a brain, and he
expects us to put it to good use.
Bruce Waltke, Finding the Will of God
Sumber:
http://roielministry.org/2007/05/kehendak-allah-1.html
Kehendak Allah-2
Kalau di dalam Kehendak Allah (1) sudah melihat perbandingan dari beberapa
theolog tentang bagaimana melihat kehendak Allah, maka dalam tulisan ini adalah
penggalian pribadi dari Roma 12:1-2.
Khususnya ingin menyoroti tiga kata kerja yang dipakai oleh Rasul Paulus di
dalam dua ayat ini.
1Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 2Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12:1-2
Ketiga kata kerja yang dipakai oleh Rasul Paulus adalah bagian dari
nasehatnya yang bertujuan agar jemaat di Roma mampu untuk menguji dan
membuktikan manakah kehendak Allah yang baik, berkenan kepada Allah yang
sempurna.
(1) Parastesai, dari akar kata paristemi. Kata kerja ini ada di ayat pertama.
Dalam Alkitab LAI diterjemahkan dengan ‘mempersembahkan.’ Persembahan ini
bukanlah dilakukan berkali-kali, melainkan hanya sekali dan dilakukan secara
aktif. Orang-orang yang ingin mengetahui kehendak Allah adalah orang-orang yang
mempersembahkan hidupnya terlebih dahulu kepada Allah. Sebaliknya orang-orang
yang hanya ingin memaksakan kehendaknya kepada Allah adalah orang-orang yang
tidak pernah mempersembahkan dirinya. Mempersembahkan diri menjadi syarat
pertama untuk mengetahui kehendak Allah, karena dengan mempersembahkan diri
maka kita siap untuk menerima apa pun kehendak Allah yang dibukakan untuk
mengubah kehendak kita yang biasanya bertentangan dengan kehendak Allah.
(2) Suschematizo. Kata kerja ini ada di ayat kedua, yang diterjemahkan dengan
‘menjadi serupa.’ Sebenarnya lebih tepat kalau diterjemhkan ‘mencocokan diri
dengan pola/skema zaman ini.’ Rasul Paulus menasehatkan jemaat di Roma untuk
berhenti berusaha untuk terus-menerus mencocokan diri dengan pola zaman. Karena
pola zaman yang menjadi trend justru ditandai dengan kecenderungan berbuat dosa
yang begitu hebat. Seharusnya orang percaya tidak mengikuti pola hidup berdosa
zaman ini. Ini adalah tahap kedua untuk mengerti kehendak Allah. Berhenti
mengikuti keinginan dari ilah zaman ini dan tidak mengikuti pola hidup yang
berdosa di zaman ini. Hal ini bukan berarti bahwa kita harus lari dari dunia
ini dan menghindar dari semua tren dan gaya hidup serta kenikmatan yang ada.
Nasehat dari rasul Paulus adalah berhenti mencocokan diri dengan pola hidup
orang-orang berdosa. Jadi, apa yang harus dilakukan?
(3) metamorphoo. Kata kerja ini terdapat di ayat kedua, yang diterjemahkan
dengan ‘berubahlah.’ Kata ini sebenarnya adalah kata kerja pasif dan bersifat
terus-menerus. Lebih baik kalau diterjemahkan dengan ‘bertransformasilah.’
Transformasi ini adalah pekerjaan Allah di dalam pembaruan (renovasi) pikiran
dan cara pandang kita. Kita pasif karena Roh Kudus yang mengubahkan kita
melalui firman, tetapi aktif di dalam menggali dan merenungkan firman, yang
dengan pekerjaan Roh Kudus sedang mengubah, mengoreksi dan membentuk cara
pandang kita. Jadi, bukan hanya berhenti mencocokan diri, kemudian lari dan
menghindar dari kenyataan dunia yang berdosa ini, melainkan melihat pembaruan
yang terjadi dan merubah arah dari pola zaman ini yang berdosa, di bawa kembali
kepada arah yang sejati, kepada Allah. Di tahap ketiga ini, membuat kita bisa
menguji dan membuktikan manakah kehendak Allah yang baik, berkenan kepada Allah
dan yang sempurna.
Sesungguhnya orang-orang yang sudah mempersembahkan seluruh hidupnya kepada
Allah, akan berhenti untuk menjadi sama dengan pola zaman ini yang berdosa,
kemudian akan ditransformasikan cara pandangnya dengan kebenaran-kebenaran
firman,sehingga bisa menguji dan membuktikan manakah yang benar-benar kehendak
Allah..
Sumber:
http://roielministry.org/2007/05/kehendak-allah-2.html
Profil Ev. Ronald A. H. Oroh:
Ev. Ronald Arthur Horald Oroh, S.Si., M.Div. lahir pada tanggal 8 Juni 1972
di Manado. Beliau menyelesaikan studi Master of Divinity (M.Div.) di Institut
Reformed, Jakarta.