Rabu, 23 Desember 2015

Tahun baru 2016


Ditepi sungai aku duduk sambil merenungkan. Apabila aku ingat semua kejadian sepanjang tahun 2015, aku akan menangis. Aku terharu atas kejadian yang ajaib dan unpredictable moment. Tahun ini aku sudah melewati banyak hal dan ujiannya bagaimana aku tetap memuji Tuhan di saat-saat sulit?
Masuk tahun 2016 yang tersisa tinggal itungan jari. Apa aku siap? Sesungguhnya aku belum siap. Aku gentar dan takut menghadapinya seorang diri.
Tahun baru, harapan baru, penampilan baru, potongan rambut baru, (mau potong rambut aja galau).
Apa yang membuat kita menangis?
Apa yang membuat kita tertawa?
Apa yang membuat kita menyanyikan pujian kepada Tuhan di tempat yang sulit?
Apa yang membuat kita rindu? Apa yang membuat kita mendambakan lebih daripada mencari wajah Tuhan not tangan Tuhan?
Apa yang membuat kita marah? Saat keadaan tidak berpihak kita atau malah menyudutkan
Pantaskah kita merasa ini tidak adil?
Begitu sulitkah untuk menjadi percaya? Untuk mengerti setiap rencana Tuhan…

Di dalam lagu five loaves and two fishes.
I Surrender, take my fears, my inhibitions, all my burdens my ambitions, I trust in You.

Hari ini, aku kembali ke sekolah dan ini adalah hari terakhir kerja dan waktunya untuk merenungkan kembali selama satu semester, selama 6bulan sudah banyak hal yang sudah aku lewati suka maupun duka dengan anak-anak, dengan orang tua murid, dengan rekan sekerja. ada harapan pasti. ada pemulihan jiwa. tentu.
Semoga ini bukan tulisan terakhir yang aku tulis. karena setelah ini dan besok kemungkinan besar aku tidak akan menulis lagi. dikarenakan untuk pertama kalinya aku akan short trip ke Jogja selama 4hari 3malam. sebentar kan? untuk mengeksplor keindahan kota yang terkenal khas gudeg. aku isa apa? aku hanya isa bersyukur untuk apa yang sudah terima dan berkat yang tentu Tuhan beri pasti yang terbaik.

#2016 #throwback #TrustandObey #nowplaying #CorrineMay







With love
@audrenalyn

Happy New Year 2016 good people!








Selasa, 22 Desember 2015

Selamat hari Ibu

Bulan Desember menjadi bulan yang sangat special tentunya bukan saja karena bulan natal. tapi karena ada moment special yaitu Hari Ibu atau dalam bahasa asing nya #HappyMothersDay
untuk setiap ibu yang merayakan moment ini menjadi sangatlah berbeda karena sepanjang hari ini, status profile temen-temen memasang foto ibunya. dan banyak ucapan romantis mengenai ibunya. termasuk adik ku sendiri. dalam statusnya ia mengatakan mom is everything. buat aku pribadi hari ibu bukan sekedar update status di sosial media mengatakan bahwa kita dan seisi dunia harus tahu kalau kita mengasihi dan mencintai ibu. tapi just it! buat apa? love is not verb!
tapi mungkin untuk sekedar eksistensi saja. hahaha

hubungan ku pribadi dengan mama biasa aja, malahan canggung. the awkward moment. aku bisa loh satu mobil satu deret sepanjang perjalanan dari rumah di karawang ke bogor cuma ngobrol sedikit. aku terbiasa untuk hal demikian, aku gak punya bahan obrolan atau aku sendiri yang tidak mau terbuka dengan mama. aku memank bukan anak yang berbakti. aku selalu membuat mama sedih. karena aku bandel. aku selalu iri dengan adik ku semasa aku masih remaja, aku berpikir kedua orang tua membuang ku sejak aku TK ke kakek-nenek ku. dan aku tidak bisa menerimanya dan perlakuan kedua ortu ku juga sangat berbeda, adik ku selalu mendapatkan perhatian utama. aku merasa tersingkirkan. aku iri! tentu. namun sekarang aku beranjak dewasa aku menyadari bahwa selama ini aku salah. dan aku tidak seharusnya mempunyai akar pahit dengan kedua ortu ku. aku selalu melihat dari sisi kekurangan kedua ortu dibandingkan dengan kelebihan mereka. aku sempat berpikir mengapa aku dilahirkan di keluarga ini? andai saja aku bisa memilih aku tidak ingin mempunyai keluarga demikian. aku benci situasi ini! tapi aku tidak bisa melakukannya.

aku sadar aku yang dulu sangat nakal, aku sangat aneh, aku sangat bodoh, meski sekarang juga masih. tapi semenjak aku ditimpa dengan berbagai pergumulan, bertumbuh dengan mengikuti persekutuan di sekolah tempat ku mengajar aku belajar banyak terutama tentang MENGAMPUNI.
aku belajar untuk mengasihi mereka dengan ataupun tanpa syarat. aku tidak layak mendapatkan pengampunan jika aku sendiri tidak mengampuni mereka. mungkin saja ortu ku mempunyai alasan mengapa saat aku TK aku dititipkan ke kakek-nenek, dan mungkin saja ortu ku punya alasan juga mengapa mereka lebih memperhatikan adik ku. pola pikir ku kini berubah? mengapa bukan aku? melainkan kenapa tidak aku saja? (Sama saja yah...) intinya aku menyadari dan berbesar hati kenapa tidak aku saja yang mendapat perhatian nomor dua? kenapa tidak aku saja yang dititipkan ke kakek-nenek ku. sulit tidak berubah? tentu saja berubah menjadi lebih baik itu sangat sulit good people! ada derai air mata, ada duka cita, ada kekecewaan, ada pengorbanan. namun semua itu dibayar dengan darah yang mahal yang Tuhan ku sudah lakukan lebih dulu buat aku pribadi.

aku diampuni dari segala pelanggaran ku, kesalahan ku ia buang ke tubir laut. dan tak ia ingat-ingat lagi.

to all mothers: aku berharap tidak ada lagi airmata dipipi kalian, mungkin jika ada itu airmata bahagia kalian.
to my mom: jika kau membaca isi hati ku ini, aku minta maaf kalau aku selalu membuat mu menangis, dan minta maaf jika aku belum bisa membawa mu ke tempat-tempat indah di INDONESIA. aku minta maaf jika aku sekarang menjadi apa adanya aku karena aku kurang bekerja keras. aku berharap mami sehat selalu dan doakan anak pertama mu ini bisa segera menemukan mr right di dalam hidup, bisa segera menemukan pasangan hidup yang mencintai mami kelak. #teteupendorse

i love you mom :*
at salah satu gedung di jakarta (lupa)




@audrenalyn

Kamis, 17 Desember 2015

Christmas is come



Natal is near...
Setiap tahunnya orang kristen merindukan natal sebagai moment yang istiwema dibanding perayaan kristiani lainnya. Moment yang ditunggu bagi seluruh umat baik itu anak kecil hingga usia indah. Begitu pula dengan aku ada banyak alasan mengapa aku menyukai natal. Aku suka lagu-lagu natal, pernak-pernik natal dan berbagai ornamennya. Tapi satu hal
Natal adalah dimana satu titik aku harus berhenti dari segala rutinitas dan menarik diri untuk menyadari bahwa Juruselamat sudah lahir untuk membuat hidup ku ini sempurna. Seringkali aku berpikiran bahwa natal aku harus berpenampilan sempurna, dandanan ku juga harus kelihatan sempurna, penampilan di panggung saat mempersembahkan pujian juga harus terdengar sempurna. Semua harus terlihat sempurna tidak terkecuali konsumsinya. Namun yang dipersiapkan sedemikian rupa membuat ku kecewa dan stress karena tidak berjalan dengan sempurna. Bagi ku tahun ini adalah tahun yang sangat berat berbagai macam masalah datang saat aku harus menyambut natal di minggu-minggu dekat natal. Segala persiapan kami hancur sia-sia karena kesalahan yang kami buat sendiri. Kami membuat reputasi kami sendiri jelek dihadapan orang banyak. Aku sebagai pemuda merasa gagal karena tidak mengerti. Belum lagi masalah satu selesai ditambah masalah di sekolah. Dan aku merasa ada sesuatu yang perlu kubenahi dan aku merasakan sesak. Aku capek!
Jika dalam renungan Our daily bread tanggal 13 Des 2015 ditanya apakah harapan natal ku tahun ini? Idealis atau realistis ? ada begitu harapan kuselipkan dalam sebuah doa-doa ku bukan pada kantung kaos kaki yang digantung dipintu untuk diisi kado. Tapi aku berharap natal ini aku bisa lebih dekat, aku bisa lebih bergantung mutlak pada kehendak Tuhan.
Pagi ini, aku diingatkan kembali melalui perenungan bahwa tidak ada satupun yang sempurna. Jikalau mungkin tahun ini natal ku belum memberikan yang terbaik, atau tidak sesuai dengan harapan ku. Seperti kata Julie Ackerman Link Relakanlah dan jadikanlah sebagai pengingat bahwa satu-satunya jalan untuk dijadikan sempurna selama-lamanya adalah dengan hidup beriman dalam kebenaran Kristus. Iman seperti apa yang harus dipelihara? Dua tokoh central dalam kisah Natal sudah memberikan teladan bahwa kita harus seperti Maria dan Yusuf yang Percaya dan Taat kepada Kehendak Bapa di surga. Dan biarlah Natal tahun ini, kita yang berbeban berat “Marilah datang kepadaNya sang pemberi kelegaan, karena Ia lah yang akan memuaskan kita”.
Amin


@audrenalyn

Rabu, 09 Desember 2015

Seperti apakah Yusuf?



Aku percaya tidak ada yang kebetulan semuanya akan indah pada waktuNya.  Kemarin aku baru memposting bagaimana kita harus hidup berintegritas. Keesokan harinya seorang yang bijak berkata bahwa kita harus belajar dari karakter Yusuf. Kenapa harus yusuf? Yusuf yang dimaksud adalah karakter yang muncul hanya sekali di alkitab dan dia muncul saat moment Natal saja. Keberadaan Yusuf hanya dianggap sebelah mata.  Apa istiwemanya Yusuf? Di kitab Matius diceritakan Yusuf ialah tunangan Maria. Dan dalam adat istiadat mereka proses pertunangan ada jangka waktu ke jenjang pernikahannya. Jaraknya setahun. Yusuf sebenarnya bisa saja kabur. Namun yusuf adalah seorang yang tulus hati. Yusuf hendak menceraikan maria diam-diam. Dengan maksud tidak ingin gembor-gembor. Tuhan melihat hati yusuf dan tuhan berbicara melalui malaikatnya dalam mimpi yusuf kalau bayi didalam kandungannya itu adalah bayi yang akan menyelamatkan umat manusia.
Seringkali didalam pelayanan kita menemukan kesalahpahaman, kita sudah kerja banting tulang tentu dengan motivasi hanya berpusat pada Tuhan. Kita masih saja salah. Jangankan ucapan terimakasih. Celaan dan hinaan yang diterima. Lalu kita menjadi kecewa? Kita tinggalkan Tuhan. Bukankah banyak orang disekeliling kita demikian. Bagaimana sikap Yusuf kita terapkan ? bukankah menjadi orang tulus itu hidupnya susah. Tuhan yang kita sembah adalah tuhan yang mempunyai sifat kekal dan mahakuasa. Masakan ia berkuasa menciptakan semesta tapi tuhan seolah acuh terhadap hidup kita.
Saat malaikat berbicara lewat mimpi Yusuf. Seharusnya bisa saja yusuf tidak telan mentah-mentah apa kata malaikat, bisa saja kan yusuf membela itu cuma halusinasinya saja. Tapi Yusuf mau percaya dan mau mentaati. Susah tidak percaya? Apalagi taat? Mempercayai sesuatu yang menguntungkan bagi aku sangat mudah. Tapi ini mempercayai bahwa apa yang dikandung maria itu bayi Yesus dan kau akan menjadikan maria istrimu tapi sampai saat kelahiran tiba yusuf tidak menyentuh maria. Dor
Trust and Obey. Ketika kita percaya kita akan mentaatinya meski susah.  Tidak mungkin kita berkata kita percaya tapi kita tak punya kerinduaan untuk belajar taat. Nonse
Yusuf bukanlah seorang yang berasal dari keluarga kaya raya, tapi yusuf adalah orang yang bertanggung jawab dalam rumah tangga barunya dengan maria. Bukankah seseorang yang bertanggung jawab pada Tuhan pasti bertanggung jawab juga dengan keluarga. Kita sebagai perempuan menantikan seorang Mr. Right yang bertanggung jawab pada keluarga. Aku pun demikian. Aku belajar dari kesungguhan hati Yusuf yang seorang tulus hati. Dan belajar untuk taat ketika aku percaya. Terakhir aku mengerjakan apa yang sudah menjadi bagian ku dengan tanggung jawab. Amin

#happysunday

Note: seharusnya aku postingnya hari Minggu lalu tapi karena ada latihan tapi gak jadi karena hujan.

Dor 

Selasa, 08 Desember 2015

Love, line and lieur (part1)



Berawal bukan dari mimpi tapi tuker id Line

Aku suka sunrise, dia suka sunset, kami berdua punya banyak kecocokan tapi kami juga punya banyak perbedaan. Aku takut untuk mempercayai semua ini adalah kenyataan.

Ada kiloan mil jarak yang harus kami tempuh, ada barisan kata-kata yang kukirimkan lewat line sepanjang hari ini. Kami bercerita tentang yang dia suka dan aku gak suka. Tapi kami sama-sama menyukai pantai tuturnya. Dia yang mengambil gambar, dia suka fotografi.  Aku yang mengangkat kisahnya ku tuliskan lewat sebuah catatan. Catatan ini tentang kami.

Seperti filosofi Sunrise yang ku ciptakan sendiri; aku menyukai sunrise karena bagi ku Matahari terbit membawa harapan. Sama halnya kamu hadir membawa harapan bahwa aku seharusnya mulai mempercayai cinta. Cinta itu akan selalu ada dan terus ada #SomewhereOnlyWeKnow

Aku dan dia berada dalam satu galaksi yang sama namun dalam planet yang berbeda. (klo ga salah ingat) aku di planet Venus sedangkan dia di planet Mars. Usia kami terpaut dua tahun. Masih banyak yang belum ku ketahui tentangnya. Aku sulit untuk berkomunikasi dalam bahasa yang sederhana. Mungkin saja bahasa tubuhku menunjukan kalau aku gugup.


Aku belum jatuh cinta padanya, aku tidak mati-matian jatuh cinta, dan aku juga tidak menjadi kecewa karena pengharapan asmaraku yang tidak realistis sekali lagi tak terpenuhi – John Gray (dalam bukunya Mars ‘n Venus in Love)
 
Aku hanya kecanduan cinta tapi aku masih belum siap terikat dalam sebuah komitmen. Haruskah yes? Aku belum bisa mengontrol emosi!





@audrenalyn#dating

Jumat, 04 Desember 2015

Innocent vs Hypocritical

Aku seperti dikejar oleh perasaan bersalah ku. entah karena aku memank bodoh atau apalah. banyak hal didunia ini aku sudah lakukan bagian ku dengan tulus tapi tetap saja ada cacat. aku berpikir mengapa ikut Tuhan sangat sulit yah? jantung ku berdebar kencang, jemari ku sepertinya ikut gemetar, pikiran dan perasaan seperti ya kerja sama untuk menghancurkan ku hari ini.
hari natal kini sudah tiba. seharusnya aku dapat menyambutnya dengan sukacita. tapi nyatanya sukacita ku bergeser kepada duka. oh tuhan seperti ada seorang bijak berkata pimpinan tuhan dalam hidup jauh lebih berharga dibanding uang sebanyak apapun. i need Thee every hour, i need Thee everytime. aku sangat benci terhadap diriku yang sangat begitu tidak berguna. bodoh karena tidak berdaya saat aku melakukan kebenaran namun nyatanya aku tetap saja salah dimata mereka. aku bisa apa?
Tuhan hanya engkau yang tahu, tahu betapa hati ini kelu. ingin menangis didepan banyak orang aku rasa tak guna. orang akan semakin menertawakan ku. aku butuh tuhan sebagai tempat peristirahatan terakhir ku. aku butuh waktu teduh pribadi ku tanpa ada seseorang yang mengetahui bahwa aku lemah. mungkin selama ini orang-orang melihat ku sebagai sosok yang kuat dan tegar. aku menyadari aku sebenarnya sedang membentuk diri ini seperti Petrus (batu karang) tapi aku KW duanya.
aku berhasil membuat orang mengira aku ini sosok yang tahan banting. saat orang menghina ku aku terima, saat orang mencela ku, saat orang menertawakan semua kenistaan hidup ku aku menikmatinya dan bagi ku itu semua tidak masalah dan aku kehilangan jatidiri ku yang sebenarnya.
aku sedang berpura-pura untuk menjadi seperti burung Rajawali yang kuat. sayap ku rapuh banyak bulu yang rontok. aku bukan diriku yang sebenarnya. hingga suatu hari saat aku selesai mengajar dan aku melatih nari untuk anak-anak. aku bertemu dengan seorang yang tak diduga. seseorang ini adalah seseorang yang tak kuharapkan untuk menyadarkan ku dari kemunafikan. awalnya aku ragu untuk menceritakan semua keburukan yang ku punya dan semua rahasia yang ku simpan rapat-rapat kepadanya. siapa dia? bisakah dia menjaga baik-baik? dan kupikir kuputuskan untuk mencoba terbuka kepada orang ini. ia seorang perempuan dan ibu. dan ia bisa tahu titik lemah ku tak butuh waktu lama aku mengeluarkan airmata. aku menangis tersedu-sedu. aku selama ini ternyata sedang menikmati kepolosan yang aku bentuk sendiri untuk menyembunyikan bahwa aku pribadi yang jahat. aku suka melawan orang tua hingga rasanya ingin ku lari dari kenyataan dikeluarga. bagiku rumah is house not home. pernah sekali aku kabur dari rumah sehari. aku juga pernah lari ke bandung hingga ku jual handphone blackberry ku yang saat itu masih ngetrend. kami berbicara kurang lebih hampir satu jam. dan pendeknya ia berkata " hidup ku ini penuh misteri dan seperti benang kusut. dan hanya diriku dan Tuhan yang tahu kalau aku sedang berbohong atau aku sudah jujur." kesimpulannya adalah ada dua macam polos. ada polos negative, ada juga polos positive. dan aku sebenernya ada diposisi mana? yang bisa jawab diri sendiri. sering aku mengundang Tuhan untuk memperiksa diri ini, merefleksikan semua kesalahan yang telah aku buat. aku juga tidak ingin memainkan sandiwara ini. capek.
aku sangat capek, kelelahan. aku benar-benar butuh pertolongan. penolong yang didalam diri ku mungkin sudah capek untuk menasihati ku. untuk menegur bahwa aku harus belok ke arah kebenaran dan aku sering mengabaikan dan hati ini degil.
sekarang awal bulan adalah awal yang baik untuk aku memulai segala sesuatu dengan harapan.
masih ada kah harapan bagi ku untuk memperbaiki karakter ku yang buruk. dan masih adakah kemungkinan bagi ku untuk aku menjadi 'sehat'. aku tidak ingin kebodohan ku menjadi akar yang mendaging sehingga tidak bisa hilang dan akan terus diam diruang hati ini. aku tidak ingin.
percaya atau tidak. aku ingat dengan encim-encim di mangga besar yang leluhur tionghoa ya masih sangat kental dan dia pernah melihat garis tangan ku. katanya hidup ku tidak akan mulus sampai mati. aku rasa didalam kekristenan tidak ada namanya ikut Tuhan hidup kita kayak di jalan tol. tapi yang aku yakini saat ia bilang hidup ku kayak benang kusut sangat sulit untuk ditebak. sulit juga dapat jodoh. masa ia? mungkin saja aku rasa mana ada seorang pria ingin menghabiskan waktu seumur hidupnya untuk menjadikan ku pendamping hidup. aku tidak bisa menjadi seorang istri yang baik bagi calon pendamping ku. aku masih harus banyak belajar untuk menjadi seorang pribadi yang tulus. pribadi yang polos positive bukan pura-pura dengan tujuan untuk mempertontonkan ke orang banyak bahwa aku ini KUAT, aku ini TEGAR, aku ini BAIK. padahal semuanya ini cuma TOPENG.

Aku menutup bagian di halaman terakhir yang kupinjam dari seorang teman baik ku yang sekarang Dia tak lagi bersama ku, namun kenangan kami berdua takkan bisa lepas dari ingatan ku. Dia meminjami ku buku ini dengan tujuan kasih; mengingatkan ku agar aku tidak seperti pribadi diatas. Dia menyadari betul bahwa aku ini adalah seorang yang polos. Dan adikku pun pernah memperingatkan ku "ti antara polos dan bodoh hanya beda tipis."
#Qouteoftheyear Bahwa menjadi seorang manusia haruslah hidup didalam INTEGRITAS. Kita tidak bisa menciptakan kebohongan untuk menutupi kebenaran.
Aku ingat akan perkataan orang bijak yang berbunyi "Di mana ada kebenaran  di situ akan tumbuh damai sejahtera,  dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman  untuk selama-lamanya."

Aku menarik kesimpulan bahwa Kebenaran yang hakiki adalah saat kita tulus melakukan sesuatu tanpa motivasi nakal (y).


@audrenalyn

Senin, 30 November 2015

Last Day but not Last Christmas



Sinar matahari tidak lagi seterik pukul 12.00 siang, aku sangat menikmati senja sore ini, langit mulai keorenan jalanan pun mulai padat. Aku enggan untuk pulang cepat-cepat.
Aku menyetel music seperti biasa tapi kali ini ada yang berbeda, aku menyetel lagu Christmas. Wohoo Christmas in the air! Dekorasi dan ornamen natal sudah banyak kita temui di pusat perbelanjaan, hampir setiap mall punya diskon akhir tahun. Siapa yang tidak cinta dengan moment natal dan tahun baru? Anak-anak di sekolah pun merasakan natal adalah moment yang paling ditunggu. Saat lagu natal ding ding dong berkumandang, para ortu sudah sibuk belanja pernak-pernik natal, guru-guru mulai sibuk dengan berbagai latihan sandiwara, tari, paduan suara, seolah kami berlomba untuk memberikan yang terbaik untuk natal tahun ini.
Aku berpikir sesaat lagu pertama baru saja disetel ‘last chirstmas’ by Glee, one of my favorite chirtmas song.
Natal apakah berarti bagi ku?
Aku mengalami natal mungkin sudah 20tahun tapi apakah ada yang berbeda? Aku rasa sama saja jika aku tidak mengalami pertumbuhan. Hmm tahun ini begitu sukar. Aku berapa hari terakhir jadi mulai darah tinggi. Aku tak bisa lagi mengontrol emosi saat berbeda pendapat dengan orang lain. Aku ingin marah, dan aku tunjukan perasaan ku saat itu. Aku kesel sama orang-orang disekitarku. Kenapa aku bisa jadi gampang kesel? aku gak gerti. Gejolak emosi sangat labil. Seumur ku seharusnya aku bisa harus mature en bijak. Banyak hal yang tak dapat ku mengerti mengapa semua ini harus terjadi. Aku ingin segera liburaaaaaan….
Akhir tahun merencanakan liburan salahkah?
Tiket sudah kukantongi aku hendak berlibur ke tempat yang dari dulu sejak aku SD aku ingin kesana, karena guru SD ku pernah mengajari ku keindahan kota Jogja, kota khas makanan Gudeg. Betapa aku ingin menjajal aku naik ke candi Borobudur dan aku selfie disana. Chiss :D
Jika tak ada lagi aral melintang aku hendak short trip ke Jogja bersama salah satu rekan guru disekolah, seharusnya kami pergi banyakan namun apa mau dikata yang jadi berangkat dari Karawang sisa aku dan rekanku sisanya rekanku yang satu menunggu di Jogja. Tujuan utama kita pasti Candi Borobudur. Meski aku tahu liburan ku kali ini tidak akan maksimal! Tapi aku berusaha untuk menyenangkan diri sejenak sebelum tahun depan aku masuk dunia skrispsit :’(

Adakah yang lebih penting dari sekedar belanja baju baru?

Dari kecil kita sudah didoktrin untuk menyukai natal karena Hadiah yang diterima baik langsung maupun tidak langsung, yang paling dinantikan saat natal yaitu hadiah, makanannya, libur panjang, jalan-jalan, semua orientasi berpusat pada menyenangkan diri sendiri. Jauh lebih dalam lagi ada kah yang lebih penting dari semua hal diatas? Salah satu orang bijak pernah berkata: yang terpenting saat kita menyambut natal adalah HATI Yang Bersih. Dor
Sudahkah hati kita bersih dari segala kesalahan yang telah kita perbuat, sudah kah mulut kita bersih dari kata-kata kotor yang sudah kita katakana, sudahkah mata kita bersih dari segala pemandangan yang tidak pantas untuk dilihat. Sudahkah kita? Termasuk aku  dengan kelemahan dan keterbatasan yang kumiliki. Apakah natal bagi ku adalah saat aku mengenakan baju baru lengkap dengan flat shoes, ataukah ada sesuatu yang lebih berharga selain semua kebutuhan secara jasmani?
Jawabannya tentu tidak. Kita diajarkan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan lalu dengan sesama kita.

Harapan Natal?
Dalam diam kututup mataku dan kulipat tangan ini. Ada doa-doa yang hendak kupanjatkan kepada Tuhan pencipta langit dan bumi, Ia Alfa dan Omega, Ia Agung dan mulia. Aku memohon untuk memperlengkapi setiap rancangan-rancangan ku. Aku percaya dan yakin. Manusia boleh mereka-rekakan yang tidak baik, tetapi Tuhan tidak pernah merancang sesuatu hal yang buruk bagi kita orang percaya. Dalam doa terselip keinginan ku yang belum terjawab yaitu segera mempertemukan ku dengan Mr. right. Aku bukan lagi seusia remaja yang bisa saja pacaran ganti-ganti. Aku seorang perempuan biasa dengan ukuran tinggi badan biasa hendak menanti jawaban Tuhan. Salah satunya mungkin tentang pasangan hidup. Aku sekali-kalinya tak pernah memikirkan tentang jodoh. Tetapi orang-tua mulai cemas anak ceweknya belum ada tanda-tanda. Aku pribadi sangat santai. Bahkan orangtua mengancam akan menjodohkan ku dengan seseorang yang tidak aku kenal. Aku sangat cuek dalam hal ini sampai seketika aku disadarkan bahwa aku bukan anak kecil. Aku terlalu nyaman dengan status ku. Aku masih punya cita-cita untuk berdiri dengan mengenakan baju toga.
Ohya boleh kah aku pamer sedikit terlalu banyak moment indah dan duka. Salah satunya adalah artikel pertama ku bisa dipublish di CNN pelajar Indonesia dengan tema #HariGuru. I’m so grateful.
Dan aku berharap tahun depan followers bertambah dan tulisan ku bisa naik di buletin, media online lainnya. Semakin banyak aku menulis semakin banyak yang ingin aku bagikan. Semakin besar pula kecintaan ku tentang dunia baru ku.Tak bisakah aku mencapainya dalam jarak satu tahun lulus kuliah dan dapet pacar. Semua harapan ku masih self orientation.wohooo! Masih banyak lagi yang ingin aku kejar dalam dunia ini.
terakhir aku mengutip "Aku tidak sedang mengejar mata pencaharian tetapi mata air kehidupan - Unknown"


@audrenalyn