Rabu, 01 April 2015

Rangkuman Seminar




Rangkuman Ceramah Pak Lie Seng Cuan
29 Maret 2015
Seminar “Bagaimana Mendidik Anak Belajar Mandiri dan Takut akan Tuhan”

·         Menolong anak mandiri dalam belajar : menjadikan anak self reliance ( bersandar pada diri sendiri tanpa didampingi)
Kenali gaya belajar anak dan belajar saya
1.       Auditorial
2.       Visual
3.       Kinestetik
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sama halnya dengan saya tidak bisa belajar hanya melalui visual atau Cuma mendengarkan. Saya tahu kelemahan konsentrasi saya kurang fokus. Tidak berbeda dengan anak, ada yang harus belajar melalui gerakan-gerakan supaya anak bisa cepat menerima pelajaran, atau belajar Cuma sekali di kelas mendengarkan dengan seksama sampai dirumah ditanya bisa jawab.
Ada yang dilupakan dari orang-tua biasanya orang tua masa kini telah tuntas membesarkan anak dengan membiayai di sekolah yang muahal dan mentereng tapi tidak memiliki quality time with family. Aku belajar satu hal (seusia setua ini) bahwa menghabiskan waktu bersama orang tua khususnya sangatlah berharga. Dan aku terlambat untuk menyadarinya. Orang tua bisa saja melakukan kencan dengan anak-anaknya, supaya menjalin hubungan yang intim, sekali dalam seminggu bisa saja melakukan mandi bersama tentu konteks ini dilakukan anak usia dini ya dan dilakukan safety.  Atau bisa juga orang tua mengobrol dengan anak saat mereka sudah mau tidur malam. Karena biasanya dalam alam bawah sadar anak akan merekam kata-kata orang tuanya. Misal seharian nakal dirumah, lalu diomelin tapi tidak taat juga. Kita sebagai ortu dengan bijak bisa membisikkannya lewat obrolan malam kita dengan anak bahwa “siang tadi dengan kamu tidak taat ke mama atau ke papa mu, kamu sudah membuat mama-papa sedih nak “. Dan juga kita bisa memberikannya dengan sentuhan. Anak sudah besar yang kurang belaian dari ortunya akan mencari kasih sayang fana dari orang lain. Jangan sampai anak kita kurang sentuhan dari tangan mama dan papanya.
Tugas kita sebagai ortu bukan hanya menjadikan anak-anak kita punya karakter yang baik, pintar dalam akademik, tapi memiliki iman yang takut akan Tuhan. Menanamkan nilai ke kristenan dari usia dini itu sangat penting, karena Iman berawal dari pendengaran.
Pada prinsipnya mengajarkan anak supaya mandiri sebetulnya kita orang tua jangan beranggapan anak tidak tahu apa-apa tapi sebaliknya kita berpikir anak kita sudah tahu namun masih harus di rangsang, terus diberikan stimulus yang tepat  sampai anak mencapai kesempurnaan dalam tumbuh kembang anak. Kita tahu usia mereka sangatlah tepat untuk memberikan rangsangan dan peran orang tua sangat penting. Jadi jika kita sebagai ortu telah kehilangan waktu-waktu berharga kita dengan anak jangan salahkan mereka. Karena anak-anak tidak bersalah.

Ada beberapa pertanyaan dari peserta:
a.       Bagaimana menghadapi anak yang aktif ?
 Anak aktif memiliki kelebihan energi, gak ada capeknya kita yang capek ngurusnya.  Sebaiknya anak aktif diberikan permainan yang dapat menyalurkan energinya. Permainan yang menguras tenaga yang berhubungan dengan motorik kasar.
b.      Bagaimana menghadapi anak yang keras kepala?
Simple thing: diajak ngobrol ada sentuhan karena dengan begitu intimate (emosi ya dapet)
Contoh aja rumah tanpa diisi dengan manusia akan dingin. Sama dengan anak tanpa sentuhan dari ortunya jika besar kelak tidak memiliki kenangan yang manis.
c.       Pertanyaan dari aku sendiri
Hukuman seperti apa yang diberikan kepada anak jika anak memank melakukan kesalahan?
Hukuman yang tepat tentu hindari fisik. Karena hukuman fisik akan melukai batin anak.
Kita sebagai ortu harus paham betul ketidak sukaan anak dan kesukaan anak sehingga kita bisa menghukum dengan apa yang tidak disukai anak. Contoh anak pendiam dihukumnya disuruh ya jangan ngomong “ ya bakalan seneng tuh anak” lalu contoh anak aktif dihukumnya disuruh diam membalik badan membelakangi kita “ anak psti akan tidak suka”.

(ini bukan conclusion)
Kemampuan dasar yang harus dimiliki kita sebagai orang tua.
Seringkali kita menjadi pembicara dan istilah keren one way traffic comunication tapi kita bisa mengubah menjadi pendengar lebih berempati ke anak untuk mendengarkan mereka.
Membangun kedekatan itu sangat penting dari usia dini. Orang tua tahu kesukaan dan ketidak sukaan anak. Saling mengenal satu sama lain. Bertanya, Klarifikasi, dan mendukung.

(untuk closing aku tak terlalu paham penjelasannya) or ngantuk :/

Diakhir Ko Kiki sebagai Liturgis mengatakan: kita bisa minta hikmat kepada Tuhan. Seperti Salomo dikasih pilihan Salomo tidak memilih menjadi kaya raya atau raja yang sukses tapi Salomo memilih untuk meminta Hikmat kepada Tuhan supaya dengan kebijaksanaanNya Ia dapat memimpin suatu bangsa. Seperti dalam Amsal 1: 7
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

Amin Tuhan Yesus memberkati


@audrenalyn