Kamis, 20 April 2017

Tak ada emas yang murni tanpa proses peleburan.

Dengar-dengar ada seorang cina - kristen yang membikin gaduh seluruh Indonesia dan mungkin saja Dunia. Iya sebut saja namaNya yang sering kita dengar dengan sapaan AHOK. A man called Ahok, siapa yang gak kenal dengan beliau. Anak umur lima tahun yang kekinian aja pasti tahu siapa beliau.
Aku sendiri adalah seorang simpatisan dan pendukung (luar Jakarta) Bapak Ahok semenjak beliau menjabat sebagai wakil gubernur Jakarta bersama Pak Jokowi. Aku bukan warga DKI tapi aku tetap dukung beliau, bukan juga karena agama kami sama-sama kristen dan kami sama2 keturunan tionghoa jadi aku serta merta dukung beliau. Tapi karena kesaksian hidupnya yang sudah menjadi berkat bagi banyak orang termasuk aku. Beliau adalah salah satu orang yang dipanggil Tuhan sesuai bakat dan talentanya. Untuk menjadi seorang garam dunia kita harus jadi orang yang berpengaruh setidaknya seperti fungsi garam yaitu untuk memberi asin. Pak Ahok sudah mempengaruhi banyak orang di dalam bidang politik. Siapa yang tidak tahu kalau cara bicaranya yang ceplas-ceplos dan sangat berintegritas; jika A hendaknya katakan A dan bila jika B hendaknya katakan B.
Dunia sedang memperhatikan Indonesia, karena ada satu anak bangsa yang kita sebut Ahok. Banyak pujian, dukungan, hinaan, caci-maki dari banyak orang yang dilontarkan kepada beliau karena sepak terjang ya dalam memimpin Kota Jakarta. Pak Ahok dibantu dengan wakilnya Pak Djarot sudah berjuang bersama, mereka sudah melakukan yang terbaik untuk kemajuan kota Jakarta namun tetap saja banyak yang membenciNya. Kalau pernah dengar qoute "melakukan yang benar saja orang-orang masih gak terima" jadi jangan heran kalau banyak yang berusaha untuk menjatuhkanNya dan tidak ingin posisi orang nomor satu di DKI kembali dikuasai Ahok.

19 April 2017 adalah salah satu moment terbaik di Indonesia karena kemarin warga DKI kembali memilih dalam putaran yang kedua untuk Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur. Namun apa yang direncanakan manusia tidak selalu berjalan mulus sesuai keinginan. Hasil hitung cepat dalam PILKADA DKI memutuskan bahwa Pasangan calon nomor dua Ahok-Djarot harus kalah dari Pasangan calon nomor tiga Anies-Sandi.
Herannya kami sebagai pendukung malah lebih baperan daripada Ahok sendiri.
Satu statement yang boleh menjadi berkat dari beliau adalah

"Percayalah, kekuasaan itu Tuhan yang kasih, Tuhan yang ambil... Jangan sedih. Tuhan selalu tau yang terbaik."

Aku secara emosional sangat sedih setelah tahu kemaren hasil hitung cepat Pak Ahok kalah dari Pak Anies tapi yah setelah denger jawabannya di konferensi pers kok Pak Ahok terkesan menghibur kami sebagai pendukungnya. Seharusnya namanya pendukung tugasnya mendukung Ahok ini malahan kebalikan. Statement lain lagi dari beliau yang menguatkan kami


Aku percaya bahwa segala sesuatu Tuhan yang mengatur termasuk dalam proses pemilihan Gubernur beserta Wakil Gubernur. Aku juga percaya bahwa Tuhan tidak pernah diam. Dia selalu ada bagi orang-orang yang percaya. Rasa sedih pasti wajar namanya juga orang hidup tidak selalu senang, tidak selalu sedih. Jadi jangan terlalu sedih dan baperan lagi! Ayo move on untuk kota Jakarta lebih baik! Tuhan akan menempatkan orang-orang yang terbaik sesuai kemampuan masing-masing. Mungkin sekarang Pak Ahok tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Jakarta, siapa tahu Tuhan siapkan beliau untuk satu posisi yang lebih tinggi dari sekedar memimpin kota Jakarta. Who knows. Tak ada yang tahu hari esok akan seperti apa dan bagaimana. Jangan khawatir!

Sohib di dalam perjuangan. Perjuangan kalian belum selesai. Meski kita tidak pernah kenal tetapi nama mu akan selalu dikenang. Sama seperti pendukung, simpatisan, relawan, followers Ahokers dan Djarot yang lain yang mengatakan.

"Aku sayang bapak seperti bapak sayang sama kota Jakarta..."



#terimakasihahok #terimakasihdjarot