Kamis, 18 Mei 2017

why do i have to be gratefull... why?



17 Mei 2017
No more celebration, no more birthday cake or candle...

Usia gue genap 26tahun.
Ukuran ya sudah tergolong cukup untuk berumah tangga (katanya). Namun aku sendiri belum siap, tetapi jika aku tunggu siap. Kapan aku akan siap ya? *tanya diri sendiri*
Hari ini hari selasa gue masih betah internetan di sekolah. Entah gue menunggu di usir atau emank gue yang tidak betah di rumah. Gue berpikir bahwa hidup gue akan aman-aman saja tanpa sebuah pernikahan. In the real life. Hidup akan lebih berarti jika kau tahu dengan siapa kau akan menghabiskan seumur hidup mu #lyfeforthelife
Gue berusaha untuk sesantai mungkin selama ini. Namun pada kenyataannya hidup tidak lagi sama. Bahwa hidup tidak selalu berjalan seiring dengan kemauan kita. Gue akan ingat terus bahwa tahun demi tahun Tuhan telah mengkaruniakan yang terbaik untuk gue. Mungkin Cuma gue yang merasa tidak pernah cukup dan selalu kurang. Gue merasa Tuhan tidak pernah mendengar doa gue saat didalam terjepit atau kesesakan.
Gue merasa putus asa dan kehilangan harapan.

Di dalam kehidupan ini, apa yang paling membuat gue merasa bersyukur?
Gue bersyukur saat Tuhan memberikan semua yang baik. Semua yang indah untuk didengar dan dilihat, semua yang sedap untuk dinikmati.
Apa kah selama ini gue pernah memikirkan bahwa Tuhan sudah puas atas hasil kerja lelah gue? Atau sebaliknya. Ketidaktaatan membuat gue membuat semakin jauh dan semakin jauh.

Di usia gue yang bukan lagi usia remaja. Pantaskah jika gue menginginkan seorang pendamping hidup? Pantaskah gue merasa
‘ bahwa dunia ini adalah milik kita berdua ‘
Apa yang salah dari menginginkan yang terbaik untuk kedepannya?
Menurut gue gak ada yang salah. Termasuk dalam memilih pasangan hidup.
Pernah dengar dengan kalimat “ tidak kawin tidak mati, tapi salah kawin setengah mati “
Gue tidak ingin menghabiskan hari-hari gue dengan orang yang tidak gue suka. Apa ukuran untuk menyukai seseorang? *tanya diri sendiri*
Gue pernah sesekali ya dalam hidup menghadiahi diri sendiri dengan solo traveling. Dan buat itu adalah for the first time to mengenali diri sendiri. Untuk memahami kehendak sendiri jauh lebih sulit ternyata. Gue diperhadapkan dengan kesulitan saat gue solo traveling. Gue simpan semua yang baik semua yang indah dan semua yang getir saat gue solo traveling taon lalu. Dan itu gue sebut hadiah. Apakah tidak terlalu berlebihan?

Apakah semua yang gue inginkan berlebihan?
Gue gak pernah mencintai seseorang, dan dicintai seseorang dengan sempurna. Doa dan harapan gue di ulang tahun kali ini. Gak jauh2 gue minta jodoh yang terbaik dari Tuhan.
Temen gue pernah memberi tahu “Jika kita cari yang sempurna, maka kita akan kehilangan yang terbaik“ Artinya Yang Terbaik itu bukan yang sempurna “
Gue sedang belajar untuk mengerti bahwa Tuhan pun tidak menuntut kita untuk memberikan yang paling sempurna, tetapi Tuhan menuntut kita untuk memberikan yang paling baik.

Siapa yang paling mengerti kekurangan dan kelebihan kita? Selain Tuhan sang pencipta. Tuhan mengerti apa kemauan gue. Seperti dalam kitab Tawarik “Kuatkan dan teguhkan lah…” gue juga ingin terus memelihara iman gue dengan tetap berharap dan bersandar kepada Tuhan. karena gue bukan hanya tahu siapa Tuhan gue.

I know whom I believed
Gue kenal Tuhan gue adalah Ia yang paling depan saat gue berhadapan musuh.
Gue kenal Tuhan gue adalah Ia yang paling menyediakan kebutuhan saat gue kekurangan kebutuhan pokok.
Gue kenal Tuhan gue adalah Ia yang paling mengasihi saat gue hancur.

Terimakasih Tuhan untuk 25 tahun. Gue menikmatinya.
Akan ada tahun-tahun kedepan bersama Engkau sang pelindung.
Thank You Lord


#happybirthdaytome
 

Selasa, 09 Mei 2017

Surat kecil untuk Ahok

19 Mei 2017



Surat kecil Untuk Pak Basuki

Selamat Malam Pak Ahok yang terkasih….

Saya tahu kita berdua tidak pernah saling mengenal satu sama lain. Saya yakin meskipun saya mention berulang sekalipun punya saya pasti kelelep oleh pendukung Ahokers yang lain yang berusaha memberikan dukungan terbaiknya terhadap bapak. Saya sendiri adalah rakyat non DKI yang notabene tidak ikut dalam pemilihan Cagub dan Cawagub kemarin. Saya hanya rakyat biasa yang hanya bisa menulis surat sebagai bentuk dukungan saya terhadap bapak. Saya tahu jelas siapa saya. Saya bukan politisi, saya bukan ahli hukum, atau mahasiswi jurusan politik. Saya gak pandai berkata-kata, jikalau bapak menemukan kalimat yang tidak sesuai mohon dimaafkan.
Saya juga bukan orang yang mengerti banyak hal tentang pengadilan dan sebagainya. Saya hanya tahu Indonesia adalah Negara yang Majemuk. Saya hanya tahu Indonesia bukan milik satu golongan atau satu ras atau satu agama saja. Yang saya tahu Indonesia berlandaskan Pancasila dengan sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun hari ini adalah moment bersejarah dimana hukum bisa dibolak-balik.
Saya tidak tahu sekarang perasaan bapak seperti apa, Kecewa kah? Sedih? Hancur? Kacau? Marah ? Atau justru pasrah? Seperti yang tempo dulu bapak pernah utarakan “ Tuhan tahu yang terbaik “ begitu juga dengan sidang Ahok hari ini. Media mulai ramai dari tadi pagi menunggu keputusan Hakim apakah Ahok dinyatakan bersalah atas kasus penistaan agama atau Ahok bebas dari tuntutannya.
Hati saya pun dari pagi getir menunggu keputusan sidang bapak.  Berharap yang terbaik untuk Pak Ahok. Kemudian sidang pun berlanjut dan pada akhirnya Ahok Divonis Hukuman 2 Tahun Penjara ln.is/today.line.me/ #LINETODAY
Berikut adalah berita pertama yang saya baca siang tadi. Sontak membuat saya bertanya-tanya. Apakah Adil untuk seorang yang telah berjuang bagi kepentingan orang lain diatas kepentingan dirinya sendiri? Berbulan-bulan Pak Ahok dicap sebagai orang yang menista agama sebrang. Hanya karena Pak Ahok dilahirkan sebagai keturunan Chinese dan beragama Kristen, apakah adil Ia dituding dan difitnah atas tuduhan penistaan agama. Toh Beliau sudah minta maaf secara terbuka http://news.liputan6.com/read/2675917/djan-faridz-ahok-minta-maaf-lagi-ke-umat-muslim-hari-ini.

Saya sendiri sering disalahkan atas tudingan-tudingan miring yang memank betul saya lakukan dan perbuat saya kesal, saya tidak terima. Untungnya Pak Ahok tidak punya hati seperti saya. Kasus penistaan agama yang dituding ke pak Ahok membuat saya berpikir ulang,
“Sebenernya apakah selama ini saya tidak pernah melakukan kebohongan besar terhadap agama saya?.”

Kita seringkali melabeli diri kita orang beragama namun pada kenyataannya apa yang keluar dari mulut kita seringkali bertolak-belakang dengan apa yang kita lakukan. Seringkali bukan kita memakai agama sebagai kedok untuk menutupi pelanggaran-pelanggaran yang sudah kita perbuat. Seharusnya kita juga diadili. Tapi Tuhan Maha tahu.
Saya diajarkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Namun sebaliknya saya diajarkan untuk mengasihi dan mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Apakah mudah? TIDAK SAMA SEKALi!
Apakah mudah bagi Pak Ahok melanjutkan karier politiknya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Malem ini saya dapat berita bahwa Pak DJarot (wakil gubernur) sudah resmi menjabat sebagai Gubernur PLT hingga periode mereka selesai di bulan Oktober 2017.
“Apakah mudah bagi Pak Ahok untuk mengasihi mereka-mereka yang membenci bapak?” Tanya saya lagi.
Jika saya menjadi bapak, saya sudah marah-marah dengan Tuhan pak.

Itulah bedanya orang yang memang dipanggil untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan yang BESAR dengan orang yang tidak terpanggil.
Atas dasar apa saya marah jika segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginan hati? Siapakah saya dihadapan sang pencipta. Saya tidak lebih dari debu yang sebentar hempas.

Pak Ahok yang terkasih, linimasa twitter, Instagram, facebook banjir dengan ucapan bela sungkawa dan memberi dukungan kepada bapak. Ada yang berkicau “I stand with Ahok“, “stay strong!“,  “Tuhan tidak pernah tidur”, ada pendukung yang menjenguk di Rutan Cipinang, ada yang sampai dorong-dorongan di depan rutan karena tidak diperbolehkan masuk, ada yang menyalakan lilin sebagai bentuk simpati atas apa yang bapak alami, ada yang seperti saya yg hanya bisa menulis surat (yang mungkin tidak akan pernah dibaca oleh bapak) tapi saya akan tetap mendoakan Pak Ahok.
Doa-doa saya yang terbaik untuk bapak dan untuk Indonesia.
Tetap menjadi garam dan terang dimana pun Pak Ahok berada meski bapak sedang didalam jeruji besi saya yakin semangat dan kerja keras bapak tidak akan pernah luntur. Buktinya hari pertama bapak di Lapas banyak kaum hawa yang minta foto kan pak.
Pak Ahok ibarat penyegaran disana J

Dan untuk Keluarga Pak Ahok secara khusus istrinya Ibu Veronica dan ketiga anaknya ( Sean, Nathania, Daud) tetap kuat dan sabar. Jikalau saya boleh mengambil ayat dari kitab taurat di Alkitab sebagai kekuatan dalam menjalani ujian ini
“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal - Bilangan 15:1-41”

Akhir kata, tidak ada yang namanya penyesalan jika segala sesuatu sudah dilakukan atas dasar niat baik. Meski pahit tapi apa yang sudah bapak lakukan untuk Jakarta sudah lebih dari cukup. Terimakasih. We love you







Teriring salam dari yang mengasihi mu


#SaveNKRI #SaveAhok #WeStandWithAhok