Kamis, 19 April 2018

Dear Diary

Surat Untuk Kamu

Halo, apa kabar kamu?
Apakah kamu memikirkan ku? Apakah kamu mengalami hal sulit?
Apakah kamu menjalani hari-hari mu sama saja?
Aku ingin tahu karena aku merindukan mu.

“ pernah jatuh cinta secinta-cintanya kemudian patah hati sepatah-patahnya.”
“aku pernah…”

Aku kini bisa berkata
Tak apa…
Aku bisa melewati masa sulit ku dengan tegar
Karena jika bukan karena mu
Tidak akan ada aku yang sekarang.

Aku yang sekarang adalah
Aku yang menyukai olahraga
Dulu pun suka, tapi kini kecintaan ku pada olahraga
Muaythai, workout atau cardio dance itu melebihi kecintaan ku pada mu
Aku yang sekarang adalah
Aku yang menyukai kegiatan memasak
Kamu tahu, aku ini tidak bisa memasak
Sekalinya diminta masak pun itu kalau mau buat mie instan
Selebihnya aku lebih senang dimasakin
Terlebih aku tidak suka dengan minyak panas.

Aku kini bisa berkata
Tak apa…
Aku bisa melewati hari-hari ku kedepan
Seperti perintah mu
Meminta ku untuk “tidak galau terus”
Sampai saat ini
Aku masih punya sedikit kekesalan
“ apakah semua ini adil untuk ku? ”
Aku hanya sekali melakukan kesalahan dan alasannya pun
Sudah kujelaskan
“ apakah aku memank tidak berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua?”

Tenang saja,
Sekarang aku sedang berjuang untuk memperbaiki hati ku yang hancur
Sesekali setiap pulang malam aku masuk gerbang komplek rumah
Aku selalu memikirkan mu
“I miss you…”
Sambil menyeka air mata
Aku ingin bertanya
“apakah kamu sudah bisa melupakan ku?”

Aku masih suka memasang foto anak kesayangan kita berdua
Di display profile ku
Kamu memanggil namanya dengan sebutan Mako
Dia belum lama ini merayakan ulang tahun yang ketiga di sekolah
Mako rindu…

Sekarang aku tidak punya keberanian
Untuk mengecek status Whatsapp di smartphone ku
Kenapa?
Karena aku begitu takut pada kenyataan
Jika aku harus kehilangan nomor handphone mu
Tidak ada lagi sosial media yang bisa ku gunakan
Meski untuk sekedar stalking
Apakah foto display profile mu masih sendiri atau sebaliknya
Aku harap kamu masih menyimpan nama blog ku
Karena dengan cara ini satu-satunya jalan
Bagaimana aku harus menuntaskan rasa rindu ku pada kamu
Bintang ku.

Oh. Apakah kamu sudah lelah membaca ini
Aku harap belum
Karena aku ingin cerita

Aku memiliki pergumulan dan wajar jika aku
Bertanya pada Tuhan
Berapa lama lagi?
Aku ini terbatas untuk mengerti semua rancangan Tuhan

My dad get lose his job.
Aku dan ibu ku menemukan masalah baru.
Kami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dapur.

Aku masih bertahan di dalam kondisi keluarga kami yang berantakan namun
Kami kehilangan esensi dari kata “Keluarga”

Rumah hanya sebagai tempat transit mandi dan tidur
Keluarga bagi ku adalah ketidakbahagiaan
Jika aku segera berkeluarga
Aku tidak akan bahagia, kenapa
Karena aku kehilangan sukacita ku sejak putus hubungan dengan mu
Aku harap kamu mengerti dengan kondisi ku.
Aku terluka.

Tertanda dari aku yang mengasihi dan merindukan mu.


Rabu, 04 April 2018

#7haridetoksgula

04/ 04/ 2018

Mulut itu dilatih untuk mengucapkan kata-kata memberkati, bukan dilatih untuk menyakiti hati kawan.

Gue mau cerita awal mula kenapa kok gue tiba-tiba ambil komitmen untuk program detoks. Apa gue gemukan? Tentu saja, berat badan gue naik lima kilo. Gue ini termasuk yang berat badannya stabil di lima puluh kg. Tapi awal tahun ini, setelah gue udah diwisuda S1, gue nda lagi dipusingin sama beban perkuliahan, ya paling yang dipikirin itu jodoh gue siapa?

Well, bulan maret kemarin itu seperti apa yah klo boleh sebut, gue gak persis yakin. Cuma gue merasa bulan maret adalah bulan terberat di awal tahun baru ini. Gue nda berharap bisa ketemu salah satu temen di media social yang kuyakini “iya, kayaknya ini dia deh yang gue mau” Kayaknya yang gue cari selama ini ada dia. Ketus gue dalam hati when I met Gibran. Tapi semua tidak berlangsung sebulan. Hanya 3minggu saja waktu yang Tuhan pakai untuk bikin perasaan gue acak-acakan. Apakah gue menyalahkan Tuhan? Kenapa Tuhan ambil orang yang gue sayang? Kenapa Tuhan memberi jika pada akhirnya Tuhan harus mengambilnya? Begitu banyak rasa pahit, kekecewaan, patah hati, keluhan dan cacian yang gue lontarkan pada Tuhan atas semua yang terjadi. Persis kejadian ini seperti tahun lalu, bagaimana gue harus kehilangan cinta pertama. Miris banget gak. Gue kembali harus belajar untuk melupakan, mengampuni dan mengikhlaskan. Sebulan itu nafsu makan gue gak terkontrol. Gue makan apa yang gue mau. Apalagi ditambah bulan Maret sekolah ada beberapa hari libur. Udah mah gue doyan ngemil. Tanpa terasa, kok badan gue berat ya. Lengan gue membengkak. Oh shit! I’m fat.

Gue benci kan dengan kegemukan.

Dan seperti yang barusan gue dengar dalam renungan hari ini. Bahwa kalau Tuhan sayang sama gue, Tuhan pasti akan gebuk gue. Iya gue sedang digebuk Tuhan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dari listya setahun yang lalu. Gue udah rangkum apa yang gue rasain dalam tiga minggu itu dalam postingan di Instagram pada awal bulan April. Dan gue lega banget! Gue berhasil clear all conversation gue sama a guy. And then gue merasa sudah bisa melupakannya pelan-pelan dan menata kembali hidup gue yang terpuruk. Tsah

Percaya kalau perkara kecil pun Tuhan bisa jadikan sesuatu hal yang luar biasa dan bukan secara kebetulan juga kalau kita peka.

Gue percaya bukan kebetulan gue scroll timeline twitter dan lihat postingan Kak Twel untuk mengikuti challenge 7hari detoks tanpa gula. Oh My Godness. NAON DEUI WAE!!! Gue gak bisa hidup tanpa yang manis2 coyy…. Tepat apa yang gue katakan dalam direct message ke Kak Twel
“Hidup gue sudah terlalu pahit, jadi gue butuh mengkonsumsi yang manis.
Gue gak mau ikutan”.
“Lagian ini tantangan bukan untuk gue si pecinta kecap manis, makan sambel aja gue kecapin biar ada manis-manisnya”.
Kenang gue dalam hati.

Tapi percaya enggak percaya gue juga. Kok mau yah saat itu ikutan challenge 7 hari detoks tanpa gula.
Gak tahu kenapa, mungkin sudah rencana Tuhan. Karena Tuhan tak pernah merancangkan yang buruk.
*jadi religious akutu pulang ibadah*

Oke lanjut ke program detoks ini aku very excited!!! Karena ini for the first time gue mengurangi makanan yang manis2 dan segala pertepungan dari roti, donat, pempek, mie dan temen-temen yg lain yang dihindari dalam program detoks. Tetapi untuk satu tekad yang bulat, gue harus ikutan ini. Gue gak mau hidup dan badan gue kok gak ke urus gini dan berantakan.

Gue belanja lah dari hari pertama, gue konsultasi sama mis vetriana (Dia adalah sahabat gue dimana, dia sudah lebih dulu mengkonsumsi makanan sugar free dari zaman baheula) apa yang harus gue makan dan bagaimana masaknya. Iya maklumlah gue ini gak pernah turun dapur kecuali masak indomie.
*ketahuan banget males ya*

Gue yang dulu adalah gue yang tak pernah mau belajar masak sampai gue yakini gue siap untuk berumah tangga, barulah mau belajar masak. Kalau belum mah, ntr dulu deh belajarnya. Cek aing teh.
Gue juga gak mau masak karena takut sama minyak panas. Wkwkwk. Lebay

Gue yang dulu bukan gue yang sekarang. Gue sudah belajar banyak hal setelah program detoks ini selama tiga hari. Dari mempersiapkan makanan dengan belanja ke pasar, pilih dan menawar sayuran. Itu menyenangkan banget gaes! Cari ikan segar di supermarket juga it was so fun! Mulai masak, meskipun keasinan (ya wajar keleus namanya uga orang lagi belajar).

Tetapi kok yah gue seneng sekali. Gue menikmatinya (sangat). Gue gak gubris itu nyinyiran temen-temen yang bilang gue diet segala macamnya. Gue senyumin aja temen-temen yang iri hati karena gue sudah maju selangkah untuk hidup sehat.

Gue masih semangat untuk ikut di challenge ini bukan hanya untuk 7hari. Tapi untuk satu bulan, bahkan untuk satu tahun dan tahun-tahun berikutnya kalau dikasih umur panjang sama sang pencipta.
Itulah kekuataan doa.
I mean ( Itulah kekuataan doa orang yang baru patah hati ).

Meskipun akan ada cercaan dari lingkungan terdekat yang bikin gue sakit hati karena program ini. Gue hanya ingin menyampaikan disini. Bahwa program 7hari detoks gula itu bukan untuk mendapatkan tubuh yang kurus nan langsing. BIG NO.
Melainkan karena program 7hari detoks gula itu untuk melatih diri gue untuk menahan diri dalam mengontrol nasfu makan yang berlebih dan melatih diri untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah takaran yang pas (tidak berlebih dan tidak berkekurangan). Gue tahu betul mungkin, akan ada banyak pro dan kontra, kok detoks, makan ayamnya masih digoreng sih. Emank boleh masih masak pakai garam. Kok gak makan nasi putih tapi bisa makan kentang. Blablabla.

Akan ada nyinyiran bahkan penghinaan, yang gue tahu tanpa komitmen gue bisa jatuh kapan pun kalau gue mau jatuh.
Gue bisa aja malas kalau gue mau malas. Gue bisa aja ingkari komitmen gue tanpa ada orang yang tahu kapan pun gue merasa jenuh.
Tapi satu hal yang gue percaya bahwa proses itu tidak akan mengkhianati hasil.

Proses bagaimana Listya yang dulu  bukanlah Listya yang mudah jatuh karena nyinyiran orang.
Proses bagaimana Listya yang dulu bukanlah Listya yang tidak bisa melupakan masa lalu karena masa lalu bukan sesuatu hal momok untuk dilupakan namun untuk dikenang bahkan dapat dijadikan pembelajaran guna kehidupan di masa mendatang yang lebih baik.

The End

#Salamsehatdariakuyangmausehatjiwadanraga