Kamis, 28 januari 2016
Disaat orang-orang mulai ramai
untuk mengantri ke mesin pengeluar uang serba cepat karena hari gajian karyawan
pabrik. Aku melipir ke warnet walau hanya untuk sekedar mengetik. Aku sangat tertarik ingin menulis tentang
pendidikan karakter anak. Karena awal mulanya adalah perbincangan kami sebagai
guru-guru tadi siang selepas masa mengajar kami yaitu selesai makan siang kami
berbagi cerita tentang sesama murid di kelas masing-masing sambil memakan buah
tangan pemberian orang terkasih.
Kenapa anak-anak di zaman
sekarang sudah tidak ada lagi daya juang? Ataukah anak anda merasa selama ini
sudah berjuang untuk bertahan hidup yang di era modern. Segala sesuatu
diperhadapkan mudah, segala sesuatu mudah untuk diperoleh tapi bukan lagi
karena hasil usaha anak sendiri. Saat anak-anak dapat menikmati segala sesuatu
yang seyogiana orang tua yang bekerja keras anak Cuma menunggu buah dari hasil
kerja keras orang-tua. Respon anak masih negative. “ aku tidak mau” “aku mau
yang lain” lalu ada yang salah?
Pernah kah kita menyadari zaman
sudah mengubah perilaku seseorang. Atau kah sebenarnya zaman tidak pernah
mengubah seseorang tapi kitalah yang berubah demi bisa bertahan hidup di zaman
sekarang.
Zaman yang seperti apa dapat
dikatakan maju, berkembang atau ketinggalan zaman?
Kita hidup ditengah-tengah
keadaaan sulit diterka. Keadaan tidak lagi kondusif, teroris bisa kapan saja
datang meluluh-lantahkan kota atau suatu negara dengan tujuan mulia mengatas
namakan agama yang dianut. Sungguh ironis yah kah? Bangsa kita saat keadaan
dunia mencekam, keadaan di bidang politik memanas dan sistem lembaga
kepemerintahan yang didasari oleh PANCASILA harus kehilangan makna hanya karena
kekuasaan, harta, dan terakhir isi sendiri…
Kembali pada karakter anak. Apa yang
bisa kita perbaiki untuk setidaknya meminimalisirkan keadaan yang semakin rusak
ditambah tidak merusak karakter anak melalui media. Banyak pembelajaran yang
diperoleh saat anak-anak bermain dan belajar salah satunya pengunaan media
elektronik yang masih ngetrend Tablet/ Gadget dan ajaibnya harganya murah dapat
dijangkau oleh masyarakat umum. Aku tidak memungkiri pemakaian gadget atau
tablet itu salah. Dan tidak membenarkan juga. Setiap masing-masing orang tua
punya tanggung jawab yang berbeda dalam mendidik anaknya.
Aku tidak bisa mendoktrin diri ku paling hebat
dalam mendidik anak. Menikah pun belum, aku hanya bekerja di sebuah instansi
yang bergerak di bidang pendidikan anak usia dini. Dan aku sangat tertarik
bagaimana memahami karakter anak. Mengapa anak sekarang tidak lagi memiliki
daya juang? Bagaimana kelak anak akan berjuang ditengah kondisi yang
menyulitkan? Apakah anak mampu tetap berdiri pada nilai-nilai kebenaran atau
justru anak mudah digoyahkan karena keseringan galau.
Will see…
Betapa bersyukurnya aku yang hidup dalam
generasi ku sekarang. Generasi yang dikenal dengan sebutan generasi millenial
atau milenium. Generasi yang banyak menggunakan teknologi komunikasi instan
seperti email, instan messaging dan medsos (path, twitter, facebook, game
online). Betapa serunya! Apakah seiring bertambahnya tahun dan semakin cepat
kita berjumpa dengan Sang Pemilik Hidup akan menyadarkan kita untuk lebih
bersyukur atau mengeluh?
Aku akan mengakhiri dengan satu qoute dari
talkshow inspiratif #HitamPutih (kurang-lebihnya) “Apa yang terjadi di hari esok adalah penciptaan yang kita mulai dari
hari ini. Jadi bagaimana hidup kita kelak akan tergantung dari hidup kita
dimulai dari sekarang”.
0 comments:
Posting Komentar