Friday, aku jenuh.
Entah sampai kapan rasa bosan dan
sepi akan terus menghantui hidup gue... kekecewaan, tawar hati, ratapan,
bla..bla. Gue pikir hidup gue gak seberat pergumulan Habakuk atau Asaf. Tapi
kenapa gue mudah menyerah? Gue selama 23 tahun bertahan dalam kesendirian.
Cerita-cerita gue di draft blog isinya hanya kesedihan/ kesusahan. Kapan senang
ya? Apakah tidak lagi selain itu tadi?
Tidak kah ku melihat kasih Yesus
mengalir di hidup ku?
Kata Shemu “ tidak mungkin aku
mengalaminya”. Gak mungkin aku mengalami kasih yesus jika aku tak suka membaca
firman Tuhan. Buat ku firTu bukan kesukaan, bukan makanan sehari-hari, bukan
minuman saat kehausan. Aku harus piee???
Aku ingat di renungan santapan
rohani tanggal 09 Oktober 2014
Menulis “ Apa yang Anda harapkan?”
Apa yang aku harapkan? Jika ku
berpikir bahwa dunia ini dimaksudkan untuk menjadi tempat bersenang-senang. Aku
akan merasa tidak tahan berada disini; sebaliknya, jika ku menganggap dunia ini
sebagai suatu tempat pelatihan dan perbaikan diri, maka rasanya dunia ini tidak
jelek-jelek amat.
Alkita mengajarkan sebaliknya yang
dunia anggap dunia ini seharusnya bahagia dan bebas dari derita. (kalau menurut
aku kesepian itu derita)
Bagi orang percaya, dunia menjadi
tempat bagi iman untuk bertumbuh melalui saat-saat yang baik maupun buruk.
Yesus bersikap realistis saat Dia menjelaskan apa yang sepatutnya diharapkan
dalam hidup. Dia memberi tahu para murid, “ Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku tela mengalahkan dunia” Yohanes
16:33. Dalam berkat maupun derita, kita dapat memiliki damai sejahtera meyakini
bahwa Allah merancang beragam peristiwa sesuai kedaulatan dan rencanaNya.
Kehadiran Kristus dalam hidup kita akan memampukan kita untuk ‘menguatkan hati’
meski sedang berada di tengah penderitaan.
“
Di tengah berbagai masalah yang melanda hidup, damai sejahtera dapat ditemukan
di dalam Yesus.”
@audrenalin
0 comments:
Posting Komentar