Ayub:
Sekalipun aku dicemooh oleh sahabat-sahabat ku dan aku tak punya seorang
penolong namun ke arah Allah mata-ku menengadah dan aku menangis.
Tuhan,
sangat sulit bagi ku untuk berkata i’m okay, everything its gonna be alright.
Aku
sangat full stressed! Menghadapi satu anak didik ku sudah membuat aku mengeluh.
Aku bingung harus dengan cara apa lagi? Harus dengan metode seperti apa yang
harus ku ajarkan pada anak didik ku. Anak ini sungguh membuat ku sedih and
frustated. Anak ini kurang perhatian dirumah, kedua orang-tua nya mencari
nafkah, anak ini sangat aktif dan konsentrasinya sangat minim. Lalu kelemahan
berikut anak ini sangat sulit untuk mendengar perintah. Tidak respect dengan
aku.
Tuhan, ini adalah saatnya aku mengajar
dengan kasih tanpa syarat seperti yang kau ajarkan.
Bukan kasih yang bila melainkan kasih yang selalu.
Konsep manusia; Bilamana kau anak yang
taat menuruti semua perintah ku aku mengasihi mu. Tetapi tidak demikian dengan
Yesus
Aku
akan selalu mengasihi mu walaupun engkau tidak taat, walau kau seringkali
membuat ku sedih dengan perilaku mu.
Seseorang
pernah berkata demikian: “jika demikian mengajar anak-anak susah. Berhenti aja
jadi guru TK. Mengajar di SMU aja kalau gitu. Kan enak anak-anaknya sudah
dewasa, sudah bica baca tulis”.
Pointnya
disini adalah bukan masalah aku ditempatkan di TK atau SD atau SMu tetapi
passion ku kemana? Its my calling is teaching kindagarden. eea
Tapi
di dalam perjalanan panggilan ku, aku kesulitan. Aku guru baru. Aku jujur baru
pertama kali menghadapi anak yang sedemikian aktif bukan nakal (nakal is
normal). Aku lihat dari tatapan matanya anak ini saat menatap ku dengan rasa
kebencian. “ si ibu galak-galak teuing”
Aku
rasa aku tidak galak, tapi aku cebel! Aku kezel maksimum. Aku kerasin salah,
aku lemah lembut juga salah. Sayangnya aku tidak sampai pingsan. Aku kalau udah
spanning aku keluar kelas dan aku tinggalin anak didalam kelas sendirian dan
lampu ya ku redupkan.
Aku
bukan sedang bicara tentang menyerah lalu aku berhenti jadi guru! TIDAK
SAUDARA.
Aku
steressz karena aku melewati semua ini tanpa ada dukungan. Aku melewatinya
sendirian. Apakah aku salah aku sedikit mengeluh?
Toh
bukannya di kitab Ayub dikatakan: Ayub mengeluh karena mempunyai sahabat yang
meninggalkannya. Saat Ayub justru membutuhkan dukungan moril dari orang
terdekat, justru sahabat-sahabatnya mencemooh dan meninggalkannya.
Seru
Ayub dengan pahit “Miserable comforters
are you all!” Penghibur sialan kamu semua!
Aku butuh waktu tenang, dan penghiburan
yang menyakinkan ku bahwa
“ The comforter has come”
Jawab
Yesus: Aku akan menyertai mu senantiasa....
Kadang
yaa aku suka bingung dengan anak-anak muda yang punya kesempatan hidup dan masa
depan yang cerah bilang: aku bosan hidup, aku muak dengan semua ini. End of all
apalah-apalah.... menganggap hidup ini seolah tidak berharga. Tanpa disadarinya
ada segelintir orang-orang yang tak tercatat harus struggle dengan kondisi
hidup yang memprihatinkan dibanding si pengeluh ini. Dunno why?
Aku
tak tahu mengapa, dan aku tak mau menghakimi mereka yang apalah-apalah dengan
hidup nya. Hidup mereka sendiri yang menentukan. Aku mah cuma barisan
penulis yang jumlah followersnya gak lebih dari 500K people. EAAk
Sebagai
penutup di dalam buku yang ku baca:
Seperti
bunga manusia dilahirkan untuk mati
Ia
menghilang seperti bayang-bayang atau uap
Hari-hari
ku sudah dihitung? Tetapi adakah ku mempunyai masa depan?
Kesaksian
Ayub “ Meskipun aku menderita, Hidup ku, Iman ku dan Harapan ku ada di dalam
Tuhan.”
Bagaimana
dengan kesaksian saudara?
#GodblessYou
#allthetime
Noted: sometimes the best way to be like Jesus is to sit quietly with a hurting friend.
0 comments:
Posting Komentar