Minggu, 12 Oktober 2014

God is so good



Sunday morning 12 Oktober 2014

Aku ikut kebaktian umum kesatu. I felt blessed. Aku merasa berkat yang kuterima lebih dari sekedar aku jogging di pagi hari. Pdt. Arthur Lin salah satu dari tiga hamba Tuhan yang aku favorit.
Di ambil dari mazmur Asaf 73
Indah banget... *very touching*

Ada yang tidak beres dalam hidup mu?
Pernah kau merasa kecewa atas hidup ini. Pernah kau merasa dunia ini sangat tidak adil?
Pernahkah kau merasa mengeluh sampai kau marah pada Tuhan atas dunia ini kenapa mereka yang hidup ya tidak lebih jujur dari kita hidupnya makmur. Kenapa mereka (baca orang fasik) hidupnya lebih baik bisa mendapatkan apa yang mereka mau dengan mudah. Bagaimana dengan kita?
Bagaimana dengan saya?
Pernah ku merasa kekecewaan yang mendalam, kepahitan, aku ragu aku khawatir aku takut.
Mari kita lihat faktanya yang pertama : Aku melihat ketidakadilan disini. Aku melihat dunia dengan hidup orang lain yang lebih baik sementara aku susah terus. Seolah Tuhan senang melihat aku meratap. Aku merancang kehidupan ku sesuai dengan aturan ku, aku tidak melihat dari sudut pandang Tuhan. Aku yang mengontrol Tuhan. Aku ingin Ia menjadikan apa yang aku mau.
Sulit sekali bagi ku untuk menerima kenyataan. Sulit sekali bagi ku melihat kedaulatan Tuhan dalam ketidakadilan dunia. Banyak orang yang tidak mampu bertahan lalu meninggalkan Tuhan. Aku pun demikian, kadang aku merasa putus asa yang mendalam aku gak mau lagi pergi ibadah. Apa yang aku lewati tiap-tiap hari seolah-olah Tuhan tidak becus, Tuhan tidak segera menolong ku untuk angkat ku tempat yang aman. Di ayat 21 Asaf berkata : “ Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggang ku menusuk-nusuk. Aku dungu dan tidak mengerti.”
Sama aku gak mengerti dengan cara kerja Tuhan. Kita memank tak mampu menyelami Ia yang Unlimited. Hingga ku temukan ada satu cara untuk mengatasinya hanya diam dan tinggal di kaki Tuhan, aku merasa Tuhan Baik. Yes His so good. Coba kita lihat di ayat berikutnya yang ke 23 : “Tetapi aku tetap di dekat-Mu Engkau memegang tangan kananku.... Dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.”
“Tetapi aku, aku suka dekat pada Mu.” Apakah begitu ? Apakah kali ini aku merasakan hal yang sama seperti di ayat berikutnya...

Faktanya yang kedua mengatakan : Semua keketiran yang membelenggu pikiran kita tidak akan pernah berhenti sampai kau temukan fokus hidup. Pertanyaan semua yang dipertanyakan Asaf di ayat-ayat awal akan berakhir saat kita fokus pada sudut pandang Allah.
Seperti ilustrasi begini;  Saat negara Indonesia melakukan pemilu presiden tahun ini,  at least  Jokowi terpilih sebagai Presiden hasil pilihan rakyat Indonesia. Kita yang notabene orang kristen sangat happy karena apa karena Pa Jokowi adalah satu-satunya calon yang kelakuan bersih dibandingkan lawan ya, track record Pa Jokowi juga baik daripada lawan ya (oke kita tidak bicarakan lawan). Pa Jokowi datang dengan memberikan rakyat harapan bahwa Indonesia bisa menjadi Negara yang lebih baik dari pemerintah sebelumnya. Namun singkat cerita setelah pemilihan kepala daerah yang katanya ditentukan oleh DPR (dengan kata lain Pemilihan tidak langsung) hak kita sebagai rakyat untuk memilih dicabut. Kita tidak bisa lagi ikut serta dalam pemilihan wakil rakyat, DPR saat ini sudah dikuasai oleh KMP mereka adalah orang-orangnya lawan Pa Jokowi, sampai ada isu negative
“kita akan menghack semua akses kepemerintahan presiden terpilih ini.” Sangat ironis bukan? Sangat tidak adil bukan? Saat negara Indonesia yang seharusnya bisa makmur, di tangan orang yang tepat. Kenapa jadi begini?
Apa yang Indonesia miliki semua ada, barang timah, emas, minyak bumi, kekayaan bahari, dengan budaya yang beragam dan lain-lain. Negara kita sangat kaya. Namun sayangnya banyak rakyat Indonesia yang hidup tidak layak bahkan hidup di bawah garis kemiskinan. Kenapa ?

Setiap pertanyaan kenapa bisa diakhiri dengan kata cukup menurut ku.
Cukuplah kita memandang bahwa dunia ini tidak adil, bahwa semua orang pun tahu di dunia ini tidak ada yang namanya keadilan. Saat kasih dan keadilan tidak lagi berjalan beriringan.

Mungkin saja kita bisa bertanya pada mereka (baca orang fasik) hidupnya lebih oke. Tapi tidak tahukah kita bahwa mereka bisa jatuh dan tak dapat bangkit lagi. Berbeda dengan kita yang sedang ditempa dan ditempa menjadikan kita kuat dan semakin kuat. Tuhan mengijinkan saudara dan saya mengalami hal buruk bukan tanpa tujuan. Seperti kata Yakobus 1 : 2 “ Saudara-saudara ku anggaplah sebagai kebahagian apabila kita mengalami berbagai-bagai pencobaan.”
Saat keadaan tidak lagi berjalan seperti yang kita mau. Kalau kita tetap tinggal di dalam Ia, mau tunduk di dalam kedaulatanNya. Mau taat melakukan bagian yang sudah dipercayakan bagi kita, meskipun dunia ini tidak adil. Mau kah kita untuk tetap percaya ? Mau kah kita untuk tetap mempercayakan hidup kita di tangan sang Penjunan ? Mau kah kita untuk tetap mengatakan Tuhan baik dan teramat baik... amin.


Note: aku sangat terharu dengan kata-katanya “ Allah tidak pernah marah saat aku jujur kalau aku ragu,segala ketidakberesan hidup ku, aku serahin ke dalam tangan Mu. I surrender.”

@audrenalin
Diambil dari kotbah Pa Arthur pagi ini.

Happy Sunday! God is good all the time J

0 comments:

Posting Komentar