Jumat, 17 Oktober 2014

life, sadness, survive



Friday, aku jenuh.

Entah sampai kapan rasa bosan dan sepi akan terus menghantui hidup gue... kekecewaan, tawar hati, ratapan, bla..bla. Gue pikir hidup gue gak seberat pergumulan Habakuk atau Asaf. Tapi kenapa gue mudah menyerah? Gue selama 23 tahun bertahan dalam kesendirian. Cerita-cerita gue di draft blog isinya hanya kesedihan/ kesusahan. Kapan senang ya? Apakah tidak lagi selain itu tadi?
Tidak kah ku melihat kasih Yesus mengalir di hidup ku?
Kata Shemu “ tidak mungkin aku mengalaminya”. Gak mungkin aku mengalami kasih yesus jika aku tak suka membaca firman Tuhan. Buat ku firTu bukan kesukaan, bukan makanan sehari-hari, bukan minuman saat kehausan. Aku harus piee???
Aku ingat di renungan santapan rohani tanggal 09 Oktober 2014
Menulis “ Apa yang Anda harapkan?”
Apa yang aku harapkan? Jika ku berpikir bahwa dunia ini dimaksudkan untuk menjadi tempat bersenang-senang. Aku akan merasa tidak tahan berada disini; sebaliknya, jika ku menganggap dunia ini sebagai suatu tempat pelatihan dan perbaikan diri, maka rasanya dunia ini tidak jelek-jelek amat.
Alkita mengajarkan sebaliknya yang dunia anggap dunia ini seharusnya bahagia dan bebas dari derita. (kalau menurut aku kesepian itu derita)
Bagi orang percaya, dunia menjadi tempat bagi iman untuk bertumbuh melalui saat-saat yang baik maupun buruk. Yesus bersikap realistis saat Dia menjelaskan apa yang sepatutnya diharapkan dalam hidup. Dia memberi tahu para murid, “ Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku tela mengalahkan dunia” Yohanes 16:33. Dalam berkat maupun derita, kita dapat memiliki damai sejahtera meyakini bahwa Allah merancang beragam peristiwa sesuai kedaulatan dan rencanaNya. Kehadiran Kristus dalam hidup kita akan memampukan kita untuk ‘menguatkan hati’ meski sedang berada di tengah penderitaan.
“ Di tengah berbagai masalah yang melanda hidup, damai sejahtera dapat ditemukan di dalam Yesus.”

@audrenalin

0 comments:

Posting Komentar