Minggu, 13 Agustus 2017

rat rat rat feeling.

Rasanya pinggang ku mau remuke.
sambil mengerjakan tugas akhir ku aku masih meluangkan untuk menulis tentang perasaan ku.
aku tidak lagi menangis bukan karena aku tidak lagi sedih. dan lagi aku ingat akan perkataan. seseorang yang berusaha untuk menutupi kesedihannya adalah orang yang bisa tertawa saat tertawa itu dibutuhkan.

sementara aku menertawai diri ku mengapa aku begitu mudah lemah dan mudah terbawa perasaan.



Semakin ku mengejar kesempurnaan dalam hidup…yang ku hadapi sebaliknya.
Aku gagal ini dan gagal itu. Dan tak urung membuat ku patah arang. Tak jarang juga hati ku menjadi panas.
Separuh perjalanan telah ku lewati.
Bayang-bayang skripsi susah setengah mata terpatahkan karena ku telah berhasil melewatinya separuh.
Separuh lagi masih on progress.
Aku dengan sepenuh hati dan kekuataan ku rampungkan tulisan ku ini dengan satu tujuan yaitu masa kuliah ku segera berakhir. Dan aku ingin statusku juga berakhir di kamu. tapi ternyata aku salah. ketika kita menggantungkan harapan kita kepada manusia, maka yang akan kita dapatkan kecewa. dan aku tidak mau kecewa terhadap kamu. karena kita bukan siapa-siapa dulu kini dan seterusnya akan tetap tidak berubah.

Jika ku boleh berdoa, minta Tuhan kabulkan dua hal keinginan ku dalam waktu yg bersamaan.

Jika Tuhan pantas ambil semua kepunyaan ku dan aku marah. Siapakah aku? Tuhan hanya menitipkan semua hal itu untuk ku kelola dan pelihara bukan untuk menjadi hak milik.

Dan itu terjadi saat Tuhan ambil kamu di hati ku. Apakah aku menjadi gusar? Dan tawar hati.
Sementara Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil. Pantas kah ku untuk mengeluh.

Aku tidak punya wewenang sama sekali dalam hal ini.

Aku tidak punya kuasa apapun untuk mengubah rasa tidak suka menjadi rasa suka. Apalagi membuat mu berpaling menoleh ku dan menatap ku lagi.

Jika Tuhan mengizinkan semua hal boleh terjadi didalam hidup ku. Semua adalah baik adanya.

Tidak jarang aku melihat ait mata ibu dirumah. Karena keadaan rumah kami yang berantakan. Dan tidak jarang pertikaian dirumah terjadi akibat keadaan ekonomi kami yang melemah.

Aku tidak kuasa apapun untuk mengubah keadaan kami menjadi lebih baik.
Pantaskah aku mengeluh dan memaki takdir? Atas semua jerih lelah ku yang sudah ambil bagian dalam pelayanan di sekolah sebagai seorang guru.

Aku tidak pernah meminta Tuhan untuk memberi ku hidup mewah.

Apalagi punya pasangan hidup macam drama korea.

Semua hanya ilusi jika aku memiliki semuanya.

Aku tidak pantas untuk mendapatkan semua hal yang berharga.


Dalam kitab Ulangan dikatakan. Bersyukur atas kebaikan Tuhan. dan jangan lupakan kebaikan Tuhan.

Tuhan yang sudah pimpin bangsa Israel adalah Tuhan yang sama yang akan pimpin aku keluar dari masalah yang sedang dihadapi.

Apakah menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswi disebut masalah?

Apakah menyandang status single itu disebut masalah?

Apakah sedang krisis uang juga termasuk disebut masalah?

Yang kusebut masalah adalah ketika manusia tidak lagi punya tempat pengharapan dan kehilangan harapannya.
Yang kusebut masalah adalah ketika aku merindu setengah gila karena mu.
ah sudah lah semua juga pasti akan berlalu iya kan.

Tuhan penjaga Israel
Engkau menjaga keluar masuk ku
Mazmur

13 – 08 - 2017


 @audrenalyn

0 comments:

Posting Komentar