Rabu, 08 Juli 2015

Ayub Version



Ayub: Sekalipun aku dicemooh oleh sahabat-sahabat ku dan aku tak punya seorang penolong namun ke arah Allah mata-ku menengadah dan aku menangis.
Tuhan, sangat sulit bagi ku untuk berkata i’m okay, everything its gonna be alright.
Aku sangat full stressed! Menghadapi satu anak didik ku sudah membuat aku mengeluh. Aku bingung harus dengan cara apa lagi? Harus dengan metode seperti apa yang harus ku ajarkan pada anak didik ku. Anak ini sungguh membuat ku sedih and frustated. Anak ini kurang perhatian dirumah, kedua orang-tua nya mencari nafkah, anak ini sangat aktif dan konsentrasinya sangat minim. Lalu kelemahan berikut anak ini sangat sulit untuk mendengar perintah. Tidak respect dengan aku.
Tuhan, ini adalah saatnya aku mengajar dengan kasih tanpa syarat seperti yang kau ajarkan.
Bukan kasih yang bila melainkan kasih yang selalu.
Konsep manusia; Bilamana kau anak yang taat menuruti semua perintah ku aku mengasihi mu. Tetapi tidak demikian dengan Yesus
Aku akan selalu mengasihi mu walaupun engkau tidak taat, walau kau seringkali membuat ku sedih dengan perilaku mu.
Seseorang pernah berkata demikian: “jika demikian mengajar anak-anak susah. Berhenti aja jadi guru TK. Mengajar di SMU aja kalau gitu. Kan enak anak-anaknya sudah dewasa, sudah bica baca tulis”.
Pointnya disini adalah bukan masalah aku ditempatkan di TK atau SD atau SMu tetapi passion ku kemana? Its my calling is teaching kindagarden. eea
Tapi di dalam perjalanan panggilan ku, aku kesulitan. Aku guru baru. Aku jujur baru pertama kali menghadapi anak yang sedemikian aktif bukan nakal (nakal is normal). Aku lihat dari tatapan matanya anak ini saat menatap ku dengan rasa kebencian. “ si ibu galak-galak teuing”
Aku rasa aku tidak galak, tapi aku cebel! Aku kezel maksimum. Aku kerasin salah, aku lemah lembut juga salah. Sayangnya aku tidak sampai pingsan. Aku kalau udah spanning aku keluar kelas dan aku tinggalin anak didalam kelas sendirian dan lampu ya ku redupkan.
Aku bukan sedang bicara tentang menyerah lalu aku berhenti jadi guru! TIDAK SAUDARA.
Aku steressz karena aku melewati semua ini tanpa ada dukungan. Aku melewatinya sendirian. Apakah aku salah aku sedikit mengeluh?
Toh bukannya di kitab Ayub dikatakan: Ayub mengeluh karena mempunyai sahabat yang meninggalkannya. Saat Ayub justru membutuhkan dukungan moril dari orang terdekat, justru sahabat-sahabatnya mencemooh dan meninggalkannya.
Seru Ayub dengan pahit “Miserable comforters are you all!” Penghibur sialan kamu semua!


Aku butuh waktu tenang, dan penghiburan yang menyakinkan ku bahwa
“ The comforter has come”

Jawab Yesus: Aku akan menyertai mu senantiasa....
Kadang yaa aku suka bingung dengan anak-anak muda yang punya kesempatan hidup dan masa depan yang cerah bilang: aku bosan hidup, aku muak dengan semua ini. End of all apalah-apalah.... menganggap hidup ini seolah tidak berharga. Tanpa disadarinya ada segelintir orang-orang yang tak tercatat harus struggle dengan kondisi hidup yang memprihatinkan dibanding si pengeluh ini. Dunno why?
Aku tak tahu mengapa, dan aku tak mau menghakimi mereka yang apalah-apalah dengan hidup nya. Hidup mereka sendiri yang menentukan. Aku mah cuma barisan penulis yang jumlah followersnya gak lebih dari 500K people. EAAk
Sebagai penutup di dalam buku yang ku baca:
Seperti bunga manusia dilahirkan untuk mati
Ia menghilang seperti bayang-bayang atau uap
Hari-hari ku sudah dihitung? Tetapi adakah ku mempunyai masa depan?

Kesaksian Ayub “ Meskipun aku menderita, Hidup ku, Iman ku dan Harapan ku ada di dalam Tuhan.”
Bagaimana dengan kesaksian saudara?

#GodblessYou #allthetime
 
Noted: sometimes the best way to be like Jesus is to sit quietly with a hurting friend.

@audrenalyn

0 comments:

Posting Komentar