Rabu, 25 November 2015

#NationalTeacher'sDay


Hari ini bertepatan dengan Hari Guru Nasional

Kali ini aku datang bukan sebagai murid. Aku datang mewakili sekolah untuk mengikuti prosesi upacara perayaan Hari Guru Nasional dari awal namun sayang saat kami tiba, bendera sudah berkibar di tiang bendera dan sisa waktu kami hanya menunggu amanah dari Ibu Wakil Bupati yang masih belum datang. dalam hati ku berbicara, kondisi guru di setiap daerah mungkin berbeda-beda ataukah esensi dari HUT Guru Nasional hanya bisa dinikmati oleh guru-guru yang berbaris paling depan. Kenapa? Tanya ku dalam hati.
Kenapa tukang dagang berbagai macam bisa menjajakan barang dagangan sehingga itu menarik perhatian ibu-ibu guru untuk mengeluarkan nafsu belanjanya dan menolak lupa untuk mengikuti prosesi upacara, lebih dari itu di lapangan terbuka disediakan berbagai macam makanan dari bubur cirebon, nasi campur, mie ayam dan bakso-bakso, ketoprak dan lain-lain. Upacara tidak jajan iya. 

Pada akhirnya guru-guru di barisan belakang banyak yang makan. Miris bukan.

Bagaimana tidak kita lebih asik dengan urusan perut masing-masing daripada sekedar untuk mendengarkan ceramah yang berdurasi 15-20menit.

"Guru itu harus berprestasi dengan demikian akan mencetak anak-anak bangsa yang hebat " Setujukah bapak-ibu guru? Tanya ibu dengan suara lantang.

Menurut ku dari pandangan seorang guru junior. Menjadi seorang guru bukan saja hanya pekerjaan. Dari awal aku memilih untuk memenuhi panggilan ku ini dengan alasan yang klise. Aku tidak bekerja tapi aku menjadi seorang guru adalah bentuk pengabdian ku dan tanggung jawab ku ialah untuk mendidik anak-anak. Karena itu aku ambil jurusan pendidikan anak usia dini. Karena usia dini adalah fundamental. Aku dibayar dengan gaji kecil tapi aku masih bisa bertahan. Tentu berat buat ku yang punya hobby suka nonton bioskop. Tentu saja banyak orang yang menentang ku menjadi guru. Tidak ada harapan katanya.


Pernah suatu kali dikelas ada satu anak perempuan yang mendekati ku dan mencium aroma seragam ku seraya berkata

"miss kok bajunya wangi?" dan ada lagi anak perempuan pernah bertanya
"miss kok rambutnya wangi pake shampoo apa?"

me: speechless *cengar-cengir* parfume ku berhasil hehehe...

Aku di dalam kekurangan ku akan terus berkarya dalam dunia pendidikan. Meski kemarin nilai UKG (ujian kompetensi guru) ku gak lulus. Aku masih harus banyak belajar kemampuan profesional dan kemampuan pedagogik ku supaya aku bisa menjadi guru yang berkompeten dan anak-anak didik ku bisa berhasil dan tentu saja berkarakter. bukankah banyak sekarang anak-anak tidak lagi memiliki karakter yang berbudi pekerti, tidak lagi santun, acuh dan kehilangan empati.
Sebelum aku mengajar kepada orang lain, aku mengajar ke diri sendiri.

Contoh aku mengajarkan anak-anak untuk berbuat kasih tapi aku tidak pernah mengaplikasikan di dalam diri sebelumnya. Bagaimana bisa berhasil? Dimana letak integritas seorang guru? Contoh lagi bagaimana mungkin seorang guru mengajarkan kepada anak-anak untuk sikap hormat dan tertib saat upacara berlanggsung jika gurunya sendiri saat upacara #HARIGURUNASIONAL hari ini tidak berlaku hal yang serupa malahan asik makan bakso dan merokok.

Sekali lagi dengan keras "Dimana letak integritas seorang guru?" yang seyogiana seorang guru itu harus digugu, ditiru dan dimuliakan.
ehm entahlah.

Aku dengan hormat mengucapkan Selamat hari Guru untuk semua para guru yang sudah berdedikasi dimana pun mereka berada dan sekalipun jasa mereka tidak diingat. Terimakasih guru ku. Karena mu aku bisa seperti sekarang. Karena mu aku bisa mengenyam dunia pendidikan meski belum lulus. Skripsinya susah nih. Karena jasa merekalah aku bisa baca dan tulis apalagi sekarang dengan kemampuan teknologi yang canggih, aku bisa menulis dilayar komputer berbasis windows 8 HAHAHA. Dimana pun engkau mengajar dilihat atau tidak dilihat orang lain. Jasa mu akan tetap terkenang didalam sanubari ku.


*note* aku akan selalu terharu saat mendengar atau menyanyikan pujian ini: (Hymne Guru)
                                                           Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Ciptaan: Sartono

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa


*ku mengatupkan jemari ku dan ku panjatkan doa kepada semesta*


Ada banyak harapan dan doaku bagi para seluruh guru-guru khususnya untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia karena di daerah terpencil dan jauh dari jangkauan teknologi masih banyak anak bangsa yang rindu untuk belajar namun tak ada pengajar. Mungkin jika semesta berkehendak dan tak ada yang tak mungkin aku bisa kesana untuk membantu sekedar mengajarkan baca tulis. Jauh daripada itu kepada mereka yang tak punya pengharapan tentang masa depan.


@audrenalyn


NB: artikel ini naik ke CNN Pelajar Indonesia dalam rangka #HariGuru 

 


0 comments:

Posting Komentar