Senin, 30 November 2015

Last Day but not Last Christmas



Sinar matahari tidak lagi seterik pukul 12.00 siang, aku sangat menikmati senja sore ini, langit mulai keorenan jalanan pun mulai padat. Aku enggan untuk pulang cepat-cepat.
Aku menyetel music seperti biasa tapi kali ini ada yang berbeda, aku menyetel lagu Christmas. Wohoo Christmas in the air! Dekorasi dan ornamen natal sudah banyak kita temui di pusat perbelanjaan, hampir setiap mall punya diskon akhir tahun. Siapa yang tidak cinta dengan moment natal dan tahun baru? Anak-anak di sekolah pun merasakan natal adalah moment yang paling ditunggu. Saat lagu natal ding ding dong berkumandang, para ortu sudah sibuk belanja pernak-pernik natal, guru-guru mulai sibuk dengan berbagai latihan sandiwara, tari, paduan suara, seolah kami berlomba untuk memberikan yang terbaik untuk natal tahun ini.
Aku berpikir sesaat lagu pertama baru saja disetel ‘last chirstmas’ by Glee, one of my favorite chirtmas song.
Natal apakah berarti bagi ku?
Aku mengalami natal mungkin sudah 20tahun tapi apakah ada yang berbeda? Aku rasa sama saja jika aku tidak mengalami pertumbuhan. Hmm tahun ini begitu sukar. Aku berapa hari terakhir jadi mulai darah tinggi. Aku tak bisa lagi mengontrol emosi saat berbeda pendapat dengan orang lain. Aku ingin marah, dan aku tunjukan perasaan ku saat itu. Aku kesel sama orang-orang disekitarku. Kenapa aku bisa jadi gampang kesel? aku gak gerti. Gejolak emosi sangat labil. Seumur ku seharusnya aku bisa harus mature en bijak. Banyak hal yang tak dapat ku mengerti mengapa semua ini harus terjadi. Aku ingin segera liburaaaaaan….
Akhir tahun merencanakan liburan salahkah?
Tiket sudah kukantongi aku hendak berlibur ke tempat yang dari dulu sejak aku SD aku ingin kesana, karena guru SD ku pernah mengajari ku keindahan kota Jogja, kota khas makanan Gudeg. Betapa aku ingin menjajal aku naik ke candi Borobudur dan aku selfie disana. Chiss :D
Jika tak ada lagi aral melintang aku hendak short trip ke Jogja bersama salah satu rekan guru disekolah, seharusnya kami pergi banyakan namun apa mau dikata yang jadi berangkat dari Karawang sisa aku dan rekanku sisanya rekanku yang satu menunggu di Jogja. Tujuan utama kita pasti Candi Borobudur. Meski aku tahu liburan ku kali ini tidak akan maksimal! Tapi aku berusaha untuk menyenangkan diri sejenak sebelum tahun depan aku masuk dunia skrispsit :’(

Adakah yang lebih penting dari sekedar belanja baju baru?

Dari kecil kita sudah didoktrin untuk menyukai natal karena Hadiah yang diterima baik langsung maupun tidak langsung, yang paling dinantikan saat natal yaitu hadiah, makanannya, libur panjang, jalan-jalan, semua orientasi berpusat pada menyenangkan diri sendiri. Jauh lebih dalam lagi ada kah yang lebih penting dari semua hal diatas? Salah satu orang bijak pernah berkata: yang terpenting saat kita menyambut natal adalah HATI Yang Bersih. Dor
Sudahkah hati kita bersih dari segala kesalahan yang telah kita perbuat, sudah kah mulut kita bersih dari kata-kata kotor yang sudah kita katakana, sudahkah mata kita bersih dari segala pemandangan yang tidak pantas untuk dilihat. Sudahkah kita? Termasuk aku  dengan kelemahan dan keterbatasan yang kumiliki. Apakah natal bagi ku adalah saat aku mengenakan baju baru lengkap dengan flat shoes, ataukah ada sesuatu yang lebih berharga selain semua kebutuhan secara jasmani?
Jawabannya tentu tidak. Kita diajarkan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan lalu dengan sesama kita.

Harapan Natal?
Dalam diam kututup mataku dan kulipat tangan ini. Ada doa-doa yang hendak kupanjatkan kepada Tuhan pencipta langit dan bumi, Ia Alfa dan Omega, Ia Agung dan mulia. Aku memohon untuk memperlengkapi setiap rancangan-rancangan ku. Aku percaya dan yakin. Manusia boleh mereka-rekakan yang tidak baik, tetapi Tuhan tidak pernah merancang sesuatu hal yang buruk bagi kita orang percaya. Dalam doa terselip keinginan ku yang belum terjawab yaitu segera mempertemukan ku dengan Mr. right. Aku bukan lagi seusia remaja yang bisa saja pacaran ganti-ganti. Aku seorang perempuan biasa dengan ukuran tinggi badan biasa hendak menanti jawaban Tuhan. Salah satunya mungkin tentang pasangan hidup. Aku sekali-kalinya tak pernah memikirkan tentang jodoh. Tetapi orang-tua mulai cemas anak ceweknya belum ada tanda-tanda. Aku pribadi sangat santai. Bahkan orangtua mengancam akan menjodohkan ku dengan seseorang yang tidak aku kenal. Aku sangat cuek dalam hal ini sampai seketika aku disadarkan bahwa aku bukan anak kecil. Aku terlalu nyaman dengan status ku. Aku masih punya cita-cita untuk berdiri dengan mengenakan baju toga.
Ohya boleh kah aku pamer sedikit terlalu banyak moment indah dan duka. Salah satunya adalah artikel pertama ku bisa dipublish di CNN pelajar Indonesia dengan tema #HariGuru. I’m so grateful.
Dan aku berharap tahun depan followers bertambah dan tulisan ku bisa naik di buletin, media online lainnya. Semakin banyak aku menulis semakin banyak yang ingin aku bagikan. Semakin besar pula kecintaan ku tentang dunia baru ku.Tak bisakah aku mencapainya dalam jarak satu tahun lulus kuliah dan dapet pacar. Semua harapan ku masih self orientation.wohooo! Masih banyak lagi yang ingin aku kejar dalam dunia ini.
terakhir aku mengutip "Aku tidak sedang mengejar mata pencaharian tetapi mata air kehidupan - Unknown"


@audrenalyn

0 comments:

Posting Komentar