Selasa, 08 Desember 2015

Love, line and lieur (part1)



Berawal bukan dari mimpi tapi tuker id Line

Aku suka sunrise, dia suka sunset, kami berdua punya banyak kecocokan tapi kami juga punya banyak perbedaan. Aku takut untuk mempercayai semua ini adalah kenyataan.

Ada kiloan mil jarak yang harus kami tempuh, ada barisan kata-kata yang kukirimkan lewat line sepanjang hari ini. Kami bercerita tentang yang dia suka dan aku gak suka. Tapi kami sama-sama menyukai pantai tuturnya. Dia yang mengambil gambar, dia suka fotografi.  Aku yang mengangkat kisahnya ku tuliskan lewat sebuah catatan. Catatan ini tentang kami.

Seperti filosofi Sunrise yang ku ciptakan sendiri; aku menyukai sunrise karena bagi ku Matahari terbit membawa harapan. Sama halnya kamu hadir membawa harapan bahwa aku seharusnya mulai mempercayai cinta. Cinta itu akan selalu ada dan terus ada #SomewhereOnlyWeKnow

Aku dan dia berada dalam satu galaksi yang sama namun dalam planet yang berbeda. (klo ga salah ingat) aku di planet Venus sedangkan dia di planet Mars. Usia kami terpaut dua tahun. Masih banyak yang belum ku ketahui tentangnya. Aku sulit untuk berkomunikasi dalam bahasa yang sederhana. Mungkin saja bahasa tubuhku menunjukan kalau aku gugup.


Aku belum jatuh cinta padanya, aku tidak mati-matian jatuh cinta, dan aku juga tidak menjadi kecewa karena pengharapan asmaraku yang tidak realistis sekali lagi tak terpenuhi – John Gray (dalam bukunya Mars ‘n Venus in Love)
 
Aku hanya kecanduan cinta tapi aku masih belum siap terikat dalam sebuah komitmen. Haruskah yes? Aku belum bisa mengontrol emosi!





@audrenalyn#dating

0 comments:

Posting Komentar