Rabu, 09 Desember 2015

Seperti apakah Yusuf?



Aku percaya tidak ada yang kebetulan semuanya akan indah pada waktuNya.  Kemarin aku baru memposting bagaimana kita harus hidup berintegritas. Keesokan harinya seorang yang bijak berkata bahwa kita harus belajar dari karakter Yusuf. Kenapa harus yusuf? Yusuf yang dimaksud adalah karakter yang muncul hanya sekali di alkitab dan dia muncul saat moment Natal saja. Keberadaan Yusuf hanya dianggap sebelah mata.  Apa istiwemanya Yusuf? Di kitab Matius diceritakan Yusuf ialah tunangan Maria. Dan dalam adat istiadat mereka proses pertunangan ada jangka waktu ke jenjang pernikahannya. Jaraknya setahun. Yusuf sebenarnya bisa saja kabur. Namun yusuf adalah seorang yang tulus hati. Yusuf hendak menceraikan maria diam-diam. Dengan maksud tidak ingin gembor-gembor. Tuhan melihat hati yusuf dan tuhan berbicara melalui malaikatnya dalam mimpi yusuf kalau bayi didalam kandungannya itu adalah bayi yang akan menyelamatkan umat manusia.
Seringkali didalam pelayanan kita menemukan kesalahpahaman, kita sudah kerja banting tulang tentu dengan motivasi hanya berpusat pada Tuhan. Kita masih saja salah. Jangankan ucapan terimakasih. Celaan dan hinaan yang diterima. Lalu kita menjadi kecewa? Kita tinggalkan Tuhan. Bukankah banyak orang disekeliling kita demikian. Bagaimana sikap Yusuf kita terapkan ? bukankah menjadi orang tulus itu hidupnya susah. Tuhan yang kita sembah adalah tuhan yang mempunyai sifat kekal dan mahakuasa. Masakan ia berkuasa menciptakan semesta tapi tuhan seolah acuh terhadap hidup kita.
Saat malaikat berbicara lewat mimpi Yusuf. Seharusnya bisa saja yusuf tidak telan mentah-mentah apa kata malaikat, bisa saja kan yusuf membela itu cuma halusinasinya saja. Tapi Yusuf mau percaya dan mau mentaati. Susah tidak percaya? Apalagi taat? Mempercayai sesuatu yang menguntungkan bagi aku sangat mudah. Tapi ini mempercayai bahwa apa yang dikandung maria itu bayi Yesus dan kau akan menjadikan maria istrimu tapi sampai saat kelahiran tiba yusuf tidak menyentuh maria. Dor
Trust and Obey. Ketika kita percaya kita akan mentaatinya meski susah.  Tidak mungkin kita berkata kita percaya tapi kita tak punya kerinduaan untuk belajar taat. Nonse
Yusuf bukanlah seorang yang berasal dari keluarga kaya raya, tapi yusuf adalah orang yang bertanggung jawab dalam rumah tangga barunya dengan maria. Bukankah seseorang yang bertanggung jawab pada Tuhan pasti bertanggung jawab juga dengan keluarga. Kita sebagai perempuan menantikan seorang Mr. Right yang bertanggung jawab pada keluarga. Aku pun demikian. Aku belajar dari kesungguhan hati Yusuf yang seorang tulus hati. Dan belajar untuk taat ketika aku percaya. Terakhir aku mengerjakan apa yang sudah menjadi bagian ku dengan tanggung jawab. Amin

#happysunday

Note: seharusnya aku postingnya hari Minggu lalu tapi karena ada latihan tapi gak jadi karena hujan.

Dor 

0 comments:

Posting Komentar