Senin, 11 Juli 2016

Mini Review film #RudyHabibie


Pagi ini, aku khusus bangun pagi dan melihat ke sekeliling.
Aku bisa bangun dan menikmati sinar matahari.
Aku berdiam diri dan menarik diri ketempat sunyi, Seakan ada banyak hal yang ingin disampaikan namun tidak dapat dijelaskan lewat penjelasan sempurna.

Aku ingat beberapa hari yang lalu, aku menonton film Indonesia lebaran pertama. Film Rudy Habibie (Habibie & Ainun).
Film ini dapat dipastikan membuat ku menangis. Aku larut dalam ke epikan film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Selain kepiawaian aktor Reza Rahadian (sebagai Habibie) Ada pesan yang ku tangkap selain rasa kagum dengan Sosok central Habibie. Aku bukan seorang penikmat film yang pandai mereview film. Tapi aku hendak menceritakannya lewat sebuah tulisan singkat.



Ada banyak adegan yang bikin hati ku terenyuh selain saat Habibie kecil harus menggantikan ayahnya untuk menjadi imam di saat sembahyang.
Yang sangat memberkati ku adalah perkataan ayah Habibie yang diperankan actor (Donny Damara) aku menyadari keberhasilan seorang anak tidak luput dari dukungan dan peran serta keluarga (ayah dan ibu) Ayah habibie berpesan : “Jadilah mata air…… jika kamu melakukan hal-hal baik maka sekeliling mu akan mendekat. Sebaliknya jika kamu melakukan hal-hal yang tidak baik mereka akan melihat mu dan menjauhimu…”
Selain itu juga, aku melihat Habibie muda adalah seorang sosok yang memanfaatkan waktu dengan sempurna. Ia tahu betul memakai waktu muda nya dengan belajar dengan giat, belajar dengan keras supaya bisa mendapatkan nilai tertinggi, terlebih bisa mengharumkan nama Indonesia di luar negri. Dan rasa cinta tanah air nya Habibie muda yang seharusnya kita patut tiru. Seringkali kita mengakui “saya cinta INDONESIA, saya cinta TANAH AIR tapi apa yang sudah kita perbuat?” Ini adalah sebuah teguran keras untuk saya pribadi.
Apakah selama ini saya sudah memanfaatkan waktu belajar dengan maksimal atau justru saya menolak lupa tugas kuliah dan akhirnya tidak dikerjakan.
Tidak ada yang mustahil, Habibie telah membuktikan kepada dunia bahwa Orang Indonesia juga mampu disejajarkan dengan bangsa besar lainnya.
Tidak ada yang mustahil jika kita mau kerja keras, kerjanya Habibie adalah belajar. Saat orang lain masih tertidur pulas, Beliau sudah bangun pagi-pagi untuk membaca buku. Sementara itu saya bangun pagi untuk menonton film drama korea. #okeabaikan

Sosok Pak Habibie telah menjadi inspirasi buat saya pribadi. Ia mengajarkan ku juga tentang ketakwaan, dan iman seorang tidak ditentukan dari berapa sering kita pergi ke tempat ibadah dan melakukan banyak perbuatan baik hanya untuk dinilai orang 'saya orang baik.'
Mungkin ada benarnya kata salah artikel yang saya baca; dengan di filmkan sebuah karya dari seorang Tokoh besar di Indonesia. Ada unsur pemujaan, mungkin setelah menonton film ini saya jadi memuja Pak Habibie. Belum tentu. Saya mengaguminya itu sudah lebih dari cukup. Saya menjadikan Beliau sebagai panutan ketika kita (baca anak muda) ingin dihargai oleh bangsa lain, dan bagaimana dengan teguh meyakinkan mereka kami Anak Indonesia juga mampu. Dan yang paling penting libatkan Tuhan. Habibie tidak pernah meninggalkan sembahyang meski di kampusnya saat itu tidak punya tempat ibadah yang layak. Itu sama sekali tidak menyurutkan niat Habibie untuk berdoa.

Melibatkan Tuhan dalam setiap perencanaan mu, karena Tuhan lebih besar dari gedung ibadah - Kata Romo...

Pak Habibie sekali lagi memberi kita contoh, Beliau tetap menunjukan integritas sebagai seorang muslim yang taat sembahyang kapan pun dan dimana pun.

Sekian. Saya berharap di libur lebaran kali ini kita sebagai penonton dengan cermat dapat memilih tontonan yang berkualitas. Karena perfilman Indonesia sekarang sudah lebih baik.
Ada banyak pilihan film Indonesia dengan tema yang berbeda di bioskop kesayangan anda. Ayo ramaikan film Indonesia dengan menonton film local. (tapi ingat jangan ngobrol di dalam studio).
Menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat dengan #AyoKeBioskop
#RudyHabibie #DukungFILMIndonesia



0 comments:

Posting Komentar