Jumat, 06 Januari 2017

Ngetrip #parttwo #visitMalang



Salah satu spot di Bromo

Berangkat menuju puncak Gunung Bromo harus dilakukan pada tengah malam.
Dan pendakian pun dimulai, setiap orang yang naik berharap bisa menyaksikan keindahan sunrise yang sangat indah dan menawan tetapi sayangnya karena tertutup kabut yang sangat tebal.
Kali ini perjalanan ku gagal untuk melihat keindahan sunrise yang kata orang terkenal. Gue percaya akan maksud Tuhan kali ini mungkin Ia mengizinkan ku untuk pergi kesana (lagi).
Well gue mau bercerita mengapa awalnya aku bisa ke Malang sendiri?
Apakah memank sudah direncanakan?

Perjalanan ku kali ini mengantarkan keyakinan ku bahwa tidak masalah perempuan bersolo travelling. Yang jadi masalahnya itu adalah saat harus izin ke orang tua, harus menyakinkan orang tua gue. Sampai di hari keberangkatan saja pun nyokap tetap khawatir (namanya mama pasti takut anak perempuannya dalam bahaya) it's normal.
Apakah perjalanan ku selama disana lancar jaya? Tidak sama sekali!
Apakah aku kehilangan dompet? Bukan itu!
Apakah aku ketinggalan kamera pocket? Oh no!
Awalnya mengapa gue bisa memilih untuk pergi sendiri karena gue rasa ini adalah waktu yang tepat untuk gue keluar dari comfort zone. Gue butuh waktu untuk menistirahatkan segala organ-organ tubuh gue yang terlihat dan tak terlihat. i need vitamin non sea * ala-ala travel blogger *

Dan alasan lain lagi adalah gue percaya akan proses pemulihan hati. Apakah gue abis putus cinta? Baru-baru saja tidak. Tapi awal tahun yang lalu adalah awal tahun terberat gue harus memilih antara sekolah gue or soal asmara. Gue memutuskan untuk mau focus ke kuliah dan gue berhenti berhubungan dengan orang yang gue kasihi. Miris yak! Dan sampai di penghujung tahun gue berkomitmen untuk memulai lagi semua dari nol include perasaan ini. Apakah gue menyesali semua keputusan ini? Awalnya ia gue rasa gue bodoh. Tetapi sekali lagi gue melihat tuntunan Tuhan dalam hidup gue. Meskipun kadang-kadang kita merasa Tuhan seolah-olah tutup telinga dan tidak bertindak. KITA KELIRU.
‘ aku tetap percaya meskipun Tuhan tampak kelihatan senyap ‘
I walk by faith…
Next alasan lain lagi adalah saat gue merasa untuk cukup besar untuk menentukan arah hidup gue mau kemana? Gue memilih untuk melakukan perjalanan ini (sendiri) ke Malang. Karena gue sedang ingin belajar. Bukan karena gue ini anaknya senang belajar. Bukan itu! Gue dasarnya emank suka kelayapan aja.hahahaha. Gue senang belajar akan sesuatu hal yang baru dalam hidup. Gue gak akan tahu rasanya jalan sendirian di trotoar kota orang tanpa kenal siapapun dan hanya membawa uang receh kurang dari dua ratus ribu. Dan itu tepatnya jam 11 tengah malam.
Apa gue gak takut?
Gue juga heran kenapa gue mau melakukan semua hal ini yang orang lain anggap salah.
Gue mau jelasin kenapa gue gak bawa duit banyak karena emank dari awal pun budget gue ke Malang minimalis kan dan rencana awalnya itu adalah ransel yang isinya baju dan banyak lagi gue titip di guest house yang gue tidurin dan sebelum berangkat ke Bromo, gue akan balik untuk mengambil ransel tersebut. Namun semua sekali lagi apa yang direncanakan manusia itu belum tentu jadi Kehendak Ilahi.
Malam ini malam tahun baru dan gue gak memikirkan keadaan jalan yang tidak kondusif dikarenakan macet. Gue gak bisa bergerak dari alun-alun kota Malang ke guest house. Gue terpaksa harus mikir berbagai cara ‘ bagaimana ini jadinya gue balik dan gak ada kendaraan umum pula ‘
Gue juga gak tahu jalan kota malang juga kan dan gue sendirian. Sekali lagi gue gak kenal siapapun untuk dimintai tolong selain Tuhan yang Maha Kuasa.
Dia yang gue percaya, Dia satu-satunya alasan kenapa gue berani menjalani perjalanan ini. Dia yang membawa gue dengan selamat sampai di kota Malang adalah Dia yang sama yang membawa gue dengan satu tujuan yaitu gue belajar untuk Surrender.  Gak ada satu pun manusia yang bisa loe andalkan saat loe lagi kejepit. Atau loe pernah denger saat loe lagi susah-susahnya loe merintih minta Tuhan tolong dan angkat masalah loe. Yap saat itu gue hanya berdoa “ Jesus I need u
Modal gue saat itu hanya TRUST. Gue percaya akan baik-baik saja selama gue ada dalam genggamanNya. I will be still and know You are God...
Dia yang gue percaya adalah Tuhan yang selama dua puluh lima tahun menuntun gue sampai kini gue memilih untuk menjadi seorang Guru TK. Satu panggilan mulia dan terhormat saat gue menjadi rekan kerjanya untuk menjadi seorang guru di sekolah Kristen. Sungguh semua bukan karena gue emank pantes mendapatkannya. Tetapi karena kemurahanNya, tetapi karena Kasih Nya yang UNFAILING LOVE yang Dia sudah buktikan dengan mati di kayu salib. Semua buat gue.
Only by His Grace
Oke lanjut gak nih… gue anggap lanjut ya.
Perjalanan gue terus berlanjut sampai gue akhirnya ketemu dengan Driver ( Bpk. Sukari) yang akan membawa gue dengan satu pengalaman berharga lainnya.
Selama melakukan solo travelling ini, gue gak punya motivasi apapun untuk mendapatkan pujian semisal karena gue perempuan hebat atau berani travelling sendirian, atau motivasi receh lain dapet jodoh.
Gue juga uda pasrah akan ketemu dengan berbagai macam karakter orang dengan tipikel tidur yang macam-macam. Karena gue akan tidur sharing dengan my room mate di dorm jadi gue belajar untuk toleransi kalau-kalau kedapatan temen sekamar yang gak bisa tidur dalam keadaan mati lampu.
Gue juga uda pasrah akan ketemu temen-temen baru selama di perjalanan ini yang berbagai karakteristiknya. Gue akan ketemu dengan mereka-mereka yang beribadah dimana saja selain di rumah ibadah (Church). Tetapi entah mengapa gue kedapatan dengan temen travelling gue yang sejurusan. Manusia boleh berencana tetapi keputusan Tuhan lah yang terlaksana. Sekali lagi jika tanpa pimpinan Tuhan gak mungkin mobil jeep yang mereka tumpangi mogok-mogok dan jikalau gue gak melihat Cik Debi turun gue rasa kita tak pernah ketemu. Sampai pada akhirnya gue bisa se mobil jeep dengan mereka. I'm so lucky! yipie
Daniel, Yohanes, Daud













Si bungsu Yoel

Couple keceh :*




Mereka yang nampaknya dari luar angkuh dan dingin ternyata setelah gue bercengkrama dan mengenal satu dan dua hal lainnya. Apa yang kelihatan dari luar ternyata tidak seperti yang ada di dalam. Karena aku percaya dalamnya lautan bisa diukur tapi dalamnya hati manusia siapa dapat mengira?



Gue percaya bahwa semua ya sudah diatur. Termasuk dalam perjalanan ku kali ini. Gue bisa bertemu dan berkenalan dan selama penanjakan gue bisa bersama mereka pun semuanya tidak lepas dari kendaliNya. Im so gratefull heart.

Sampai pada akhirnya perjalanan kami pun berakhir dan berhenti di Kota Malang dan kami harus berpisah satu sama lain.
At least but not last gue pulang gak beli oleh-oleh banyak. Cukup pulang membawa cerita. Gue rasa cerita ini biasa aja bagi orang-orang yang sudah ber-travelling ke manca negara atau travelling di dalam negri saja. Namun tentu tidak untuk gue ini adalah new experience dan gue ketagihan.

Setidaknya gue sudah menaklukan diri sendiri bahwa perempuan bisa bersolo travelling and teman gue berpesan don’t worry to much and enjoy your trip gaes!


Bonus foto


Tampaknya gue belum mandi dan sudah mandi pun sama saja



bonus dari gue :*

0 comments:

Posting Komentar